KLHK Sebut Penerapan Ekonomi Sirkular Efektif Cegah Krisis Iklim
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan sistem ekonomi sirkular sangat efektif untuk mengantisipasi krisis iklim yang terjadi saat ini.
IDXChannel - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan sistem ekonomi sirkular sangat efektif untuk mengantisipasi krisis iklim yang terjadi saat ini.
Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan, hal sederhana seperti memilah sampah rumah tangga dari jenis organik dan plastik bisa menekan jumlah produksi sampah.
"Memilah (sampah) itu membantu, kita paham bahwa kapasitas dari pemerintah daerah untuk bisa memberikan transprtasi untuk milah limbah ini belum maksimal jadi kita menggunakan bank sampah," kata dia dalam panel diskusi Biodiversity Protection and Circular Economy Opportunities for A Livable Planet, Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, Jumat (8/9/2023).
"Kita juga memiliki pusat daur ulang yang dibangun kementerian kehutanan, dengan cara ini kita bsia dorong ekonomi sirkular lebih besar lagi," imbuhnya.
Mengutip data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, Indonesia menghasilkan 19,45 juta ton timbulan sampah sepanjang 2022. Mayoritas atau 39,63% di antaranya berasal dari timbulan sampah rumah tangga.
Sementara sampah nasional terbesar berikutnya berasal dari perniagaan, yakni 21,07%. Kemudian 16,08% timbulan sampah dari pasar. Sedangkan 7,14% timbulan sampah berasal dari kawasan komersial/industri/kawasan lainnya; 6,82% dari fasilitas publik; 5,96% dari perkantoran; dan 3,3% berasal dari sumber-sumber lainnya.
Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%, diikuti sampah plastik dengan proporsi 18,55%.
"Kita ingin mengelola limbah bukan untuk membawanya ke TPA lagi, tapi bagaimana kita menggunakan ini, menciptakan ekonomi sirkular dengan dibangunnya bank sampah dan juga kita harus bekerja degan para pengepul sampah," tuturnya.
"Saat ini kita sudah memiliki tim yang terdiri dari 15 persen (PNS) untuk bekerja (di sektor) ekonomi serkular dan mengurangi sampah atau limbah," tambah dia.
(RNA)