ECONOMICS

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 

Heri Purnomo 03/11/2022 14:41 WIB

KNKT melaporkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY182 rute Jakarta - Pontianak yang alami kecelakaan 9 Januari 2021

KNKT Ungkap Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182. (Foto: MNC Media)

IDXChannel- Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo melaporkan hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY182 rute Jakarta - Pontianak yang alami kecelakaan 9 Januari 2021.

Dari hasil investigasi yang dilakukan selama satu tahun 10 bulan tersebut, ia menduga bahwa penyebab terjadinya kecelakaan tersebut dikarenakan adanya gangguan sistem mekanikal pesawat.

"Pada penerbangan itu kita lihat bahwa dari hasil data flight recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang sudah kita unduh datanya, kita lihat bahwa saat climbing terjadi perubahan mode auto pilot yang sebelumnya menggunakan flight management computer berpindah menggunakan mode control panel," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (3/11/2022). 

Nurcahyo mengatakan, dalam perubahan tersebut normalnya auto-throttle akan menggerakkan kedua Thrust Lever untuk mundur mengurangi tenaga mesin.  Namun, yang terjadi auto-throttle tidak dapat menggerakkan Thrust lever yang kanan sedangkan yang thrust lever kiri tetap bergerak.

Lebih lanjut, pihaknya telah memeriksa sebanyak tujuh. Dari pemeriksaan tersebut dapat dipastikan bahwa terdapat gangguan mekanik pesawat. 

"Kami meyakini bahwa gangguan pada Thrust lever ini adalah gangguan pada mekanikal. Bukan gangguan pada komputernya," katanya. 

Nurcahyo mengatakan, dari gangguan tersebut, berakibat pada tenaga mesin pesawat sebelah kanan tidak berkurang. Sebaliknya, thrust lever sebelah kiri berkurang yang membuat tenaga mesin berkurang untuk mengkompensasi kebutuhan tenaga mesin sesuai permintaan autopilot. Sehingga terjadi perbedaan antara thrust lever kiri dan kanan. 

"Kemudian Karena padatnya penerbangan hari itu dan kebetulan ada pesawat dengan tujuan yang sama, penerbangan SJY182 diminta Air Traffic Controller (ATC) untuk berhenti di ketinggian 11.000 kaki. Menjelang ketinggian 11.000 kaki, maka tenaga mesin sudah berkurang karena sudah mencapai ketinggian yang pinta," katanya. 

Adapun keterlambatan Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan auto-throttle pada saat asimetri karena flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah berakibat pada asimetri yang semakin besar.

"Kurangnya monitoring pada instrumen dan posisi kemudi yang miring mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai. Pemulihan ini tidak bisa dilaksanakan secara efektif dan tepat waktu," katanya.

(SLF)

SHARE