ECONOMICS

Kolaborasi Pemerintah dan Pengusaha Diyakini Bisa Perkuat Fundamental Ekonomi Nasional

Dhera Arizona Pratiwi 06/09/2025 03:03 WIB

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pelaku usaha agar perekonomian nasional tetap tumbuh dan berdaya saing.

Kolaborasi Pemerintah dan Pengusaha Diyakini Bisa Perkuat Fundamental Ekonomi Nasional. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pentingnya kolaborasi dengan pelaku usaha agar perekonomian nasional tetap tumbuh dan berdaya saing. Hal ini sekaligus mampu mendorong penciptaan lapangan kerja melalui berbagai program strategis.

“Kami terbuka untuk usulan-usulan terhadap kebijakan yang bisa membuat penciptaan lapangan kerja dan membuat masyarakat punya kesempatan,” ujarnya saat menyampaikan sambutan pada Luncheon Meeting bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Menara Kadin Kuningan, Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Airlangga menyampaikan berbagai program konkret untuk memperkuat sektor riil, mulai dari revitalisasi industri padat karya, stimulus bagi sektor pariwisata, dukungan terhadap perumahan rakyat melalui skema FLPP dan KUR, program Makan Bergizi gratis, Bantuan Subsidi upah, perluasan akses pembiayaan bagi UMKM dan petani, hingga kebijakan terkait ketenagakerjaan.

Seiring dengan masuknya lulusan baru ke pasar kerja, pemerintah mengusulkan agar perusahaan besar membuka kesempatan magang industri selama enam bulan dengan pemberian honorarium. Program tersebut bukan sekadar kerja praktik, melainkan kesempatan nyata bagi para lulusan untuk mendapatkan pengalaman kerja dan keterampilan, sekaligus membantu perusahaan dalam menemukan talenta baru yang potensial.

Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan sektor pariwisata, sejalan dengan kebijakan pembukaan bandara-bandara internasional baru. Dunia usaha diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperkuat kawasan wisata unggulan yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi daerah.

Pada saat yang sama, transformasi digital juga dipacu dengan pemanfaatan kecerdasan buatan yang diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

“Digitalisasi, termasuk AI, itu akan memperkerjakan tenaga kerja yang banyak. Nah, oleh karena itu, pengusaha akan mendorong itu. Jadi ini sekarang sebetulnya akselerasinya akan menjadi semakin tinggi. Tadi disampaikan untuk data labeling saja, itu membutuhkan 10 ribu tenaga kerja,” kata Airlangga.

Di sisi lain, pemerintah juga mendorong percepatan Proyek Strategis Nasional (PSN), termasuk rencana pembangunan Giant Sea Wall sebagai program unggulan untuk melindungi masyarakat pesisir dari dampak perubahan iklim. Proyek tersebut nantinya akan dilaksanakan secara bertahap dan penawaran kerja sama telah dibuka dengan sejumlah negara mitra seperti China, Korea, Jepang, hingga negara-negara Eropa.

Lebih lanjut, komitmen Indonesia di kancah global juga terus diperkuat. Airlangga menyebutkan IEU-CEPA direncanakan akan ditandatangani pada 23 September 2025.

Selain itu, pemerintah akan melanjutkan perundingan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Kemudian, Indonesia juga mencatat kemenangan di WTO dalam sengketa biodiesel dan nikel, yang menunjukkan posisi tegas Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional.

Seluruh kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi, memperluas penciptaan lapangan kerja, dan memperkuat daya saing Indonesia.

Airlangga menegaskan, keberhasilan ini hanya dapat terwujud melalui kerja sama erat antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Pemerintah akan memberikan kepastian hukum, insentif fiskal, serta menjaga stabilitas makro agar iklim usaha semakin kondusif.

(Dhera Arizona)

SHARE