ECONOMICS

Komoditas Awal Pekan, Minyak dan Emas Menguat Imbas Perang Israel-Palestina

Maulina Ulfa - Riset 16/10/2023 10:09 WIB

Sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga bervariasi sepekan terakhir hingga awal pekan ini, Senin (16/10/2023).

Komoditas Awal Pekan, Minyak dan Emas Menguat Imbas Perang Israel-Palestina. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sejumlah komoditas mengalami fluktuasi harga bervariasi sepekan terakhir hingga awal pekan ini, Senin (16/10/2023). Pasar komoditas masih dihantui dampak konflik yang masih memanas antara Israel dan Palestina.

Konflik kedua negara ini kini telah menjadi konflik geopolitik yang meluas dan dikhawatirkan berdampak untuk perekonomian global.

Hal tersebut bahkan di dikonfirmasi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang mengatakan bahwa perang antara Israel dan kelompok Hamas di Palestina dapat menambah ketidakpastian global. Ekonomi dunia belum sepenuhnya pulih dari pandemi dan invasi Rusia di Ukraina.

Melansir Reuters Sabtu (14/10), Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa krisis tersebut merupakan sebuah tragedi di mana warga sipil yang tak berdosa menjadi korban.

"Ini adalah sebuah tragedi. Ini juga menjadi salah satu sumber ketidakpastian global," kata Georgieva dalam sebuah konferensi pers di sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Maroko.

  1. Minyak

Di awal perdagangan awal pekan, minyak mentah berjangka WTI melemah tipis 0,03 persen di level USD87,66 per barel, namun masih dalam kerangka koreksi teknis. Trader terus memantau perang Israel-Hamas dan dampaknya terhadap pasokan minyak global. Sementara harga Brent masih menguat 0,21 persen di level USD91 per barel.

Pekan lalu, harga minyak mentah berjangka Brent mencapai USD91 per barel pada penutupan perdagangan Jumat (13/10) atau naik 7,7 persen sepanjang minggu.

Sementara, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di level USD 87,8 per barel atau meningkat 6,14 persen, berdasarkan data Trading Economics.

Harga minyak mentah tercatat melonjak ke level tertinggi pekan lalu seiring dengan berkembangnya konflik di Israel selatan dan Gaza, sehingga meningkatkan risiko geopolitik di Timur Tengah.

Harga minyak mentah melonjak pada Jumat setelah menteri luar negeri Iran mengatakan bahwa militan Hizbullah dapat membuka front baru dalam perang Israel jika blokade Gaza dan serangan terhadap warga sipil terus berlanjut. Hizbullah mengatakan, mereka sepenuhnya siap untuk melakukan tindakan apa pun terhadap Israel ketika waktunya tiba.

Sementara itu, patokan minyak AS melonjak hampir 6 persen pada Jumat (13/10) di tengah kekhawatiran konflik tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (15/10) juga mengatakan dengan keras untuk “menghancurkan Hamas” ketika pasukannya bersiap untuk invasi darat ke Jalur Gaza.

  1. Emas

Harga emas juga masih menunjukkan penguatan imbas konflik Israel-Palestina. Emas diperdagangkan di kisaran USD 1.921,4 per troy ons pada awal pekan. Meskipun menurun tipis 0,6 persen, namun angka ini masih membalikkan kerugian yang sempat dialami beberapa waktu lalu.

Emas naik di atas USD1.920 per troy ons pada Jumat pekan lalu. Kenaikan ini mengurangi penurunan sebelumnya, yang terangkat oleh perpindahan ke aset-aset safe-haven, karena ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Israel menyerukan warga sipil untuk meninggalkan Kota Gaza.

Selain itu, logam mulia terdorong oleh harapan berakhirnya kampanye kenaikan suku bunga oleh ECB dan The Fed, dengan regulator AS menganjurkan untuk berhati-hati dalam risalah rapat FOMC terakhir.

Di tempat lain, masih terdapat kekhawatiran atas rapuhnya pemulihan ekonomi China karena indeks CPI negara tersebut per September mendekati tingkat deflasi. Secara mingguan, pekan lalu emas diperkirakan meningkat sebesar 4,3 persen.

Kenaikan harga emas Jumat adalah yang terbesar dalam satu hari untuk emas spot sejak 17 Maret.

Lompatan harga emas terbaru terjadi setelah pemerintah Israel pada Kamis malam memperingatkan lebih dari 1 juta orang di Gaza Utara untuk mengungsi dari daerah tersebut ketika perang dengan Hamas meningkat.

  1. CPO

Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) kembali perkasa dan kembali di level MYR3.737 per ton per Jumat (1/9/2023) berdasarkan data Bursa Malaysia.

Kenaikan ini menjadi kenaikan sepekan beruntun dengan performa harga CPO yang sempat anjlok di kisaran MYR3.500 pada 11 Oktober.

Hal yang perlu diwaspadai, para analis memperingatkan jika musim puncak produksi di Malaysia yang terus berlanjut, hal dapat mengakibatkan stok minyak sawit tinggi, sehingga memberikan tekanan pada kinerja harga minyak sawit.

  1. Batu Bara

Harga batubara Newcastle berjangka untuk kontrak November 2023 diperdagangkan dikisaran USD150,75 per ton atau menguat 0,84 persen di penutupan perdagangan Jumat (13/10).

Kementerian batu bara India melaporkan lonjakan produksi batubara yang luar biasa sepanjang September 2023, mencapai 67,21 juta ton, mencerminkan peningkatan yang kuat sebesar 15,81 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Dalam hal ini, Coal India Limited (CIL) memainkan peran penting dalam peningkatan produksi ini, memberikan kontribusi sebesar 51,44 juta ton pada bulan yang sama dan merupakan pertumbuhan sebesar 12,63 persen dibandingkan bulan September 2022.

Selain itu, produksi batubara kumulatif untuk tahun fiskal 2023-24 hingga September, menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 428,25 juta ton atau meningkat sebesar 12,06 persen dari tahun fiskal sebelumnya.

Selain itu, dengan kondisi cuaca yang semakin membaik, permintaan energi telah menurun dari puncaknya. (ADF)

SHARE