Kondisi Kelangkaan Air Secara Global Menyedihkan, Kemlu: RI Cukup Maju
laporan itu juga merincikan bahwa sekitar 2,2 miliar orang hidup tanpa memiliki akses air minum yang dikelola secara aman atau air bersih.
IDXChannel - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengungkapkan bahwa situasi kelangkaan air secara global dalam tahap menyedihkan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI, Tri Tharyat, yang mendasarkan klaim tersebut pada laporan United Nations (UN) Water 2024, yang dibentuk oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait masalah air dan sanitasi pada 2024.
"Laporan dari UN Water, institusi ini dibentuk oleh Sekjen PBB. Menyedihkan kalau kita lihat apa yang disampaikan dalam laporan UN Water 2024, menyebutkan bahwa pada tahun 2022, sekitar setengah dari populasi dunia mengalami situasi Kelangkaan air yang parah," ujar Tri, dalam acara konferensi pers yang disaksikan secara virtual, Minggu (19/5/2024).
Tri menyebutkan, laporan itu juga merincikan bahwa sekitar 2,2 miliar orang hidup tanpa memiliki akses air minum yang dikelola secara aman atau air bersih.
"Dan 3,5 miliar orang kekurangan akses terhadap Sanitasi. Jadi ini juga menjadi isu yang sangat serius," imbuhnya.
Diungkapkan Tri, hal ini mengakibatkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau yang dikenal dengan SDG Ke-6 terkait dengan ketersediaan dan pelaksanaan air dan sanitasi baagi seluruh masyarakat secara berkelanjutan tidak on track.
"Kalau secara umum Laporan Sekjen PBB menyebutkan dari target tahun 2030. di 2023 atau setengahnya, secara umum negara berkembang baru mencapai 12 persen. Ya ini Tantangan bersama," urainya.
"Indonesia ada dimana? Indonesia termasuk negara yang cukup maju karena di dalam pencapaian SDG tersebut di tahun 2023 target yang sudah dilakukan, sudah dicapai Indonesia yakni mlebihi angka 66%. Barangkali data lebih detail nanti bisa ditanyakan kalau ada kesempatan dengan bappenas dalam kesempatan press briefing lainnya," pungkas Tri. (TSA)