ECONOMICS

KPPU Temukan Mayoritas Bahan Pangan Dijual Melebihi HET, Ini Jenisnya

Wahyudi Aulia Siregar 05/03/2025 11:45 WIB

KPPU menemukan adanya praktik usaha tidak sehat dalam perdagangan komoditi pangan di awal Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi.

KPPU Temukan Mayoritas Bahan Pangan Dijual Melebihi HET, Ini Jenisnya. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan adanya praktik usaha tidak sehat dalam perdagangan komoditi pangan di awal Ramadan 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Dari survei yang dilakukan KPPU di tujuh wilayah, termasuk Medan, Lampung, dan Yogyakarta, ditemukan hampir seluruh komoditi pangan dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Harga komoditi telur dan cabai rawit yang mengalami kenaikan tertinggi hingga 50 persen di atas HET.

Direktur Ekonomi KPPU Mulyawan Ranamanggala mengungkapkan, kenaikan harga ini sangat signifikan, terutama menjelang Ramadan ketika permintaan pangan meningkat tajam.

“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama karena kebutuhan pangan ini akan terus meningkat saat bulan puasa dan hari raya,” ujar Mulyawan dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Selasa (4/3/2025) petang.

Selain telur dan cabai rawit, beberapa komoditas lainnya juga terpantau mengalami lonjakan harga mencakup beras medium, bawang putih, dan minyak goreng.

Dari hasil pemantauan, telur ayam dan cabai rawit menjadi sorotan utama dengan kenaikan harga yang mencengangkan. Cabai rawit tercatat mengalami deviasi harga hingga 50 persen dari HET, sementara telur ayam melonjak hingga 70 persen.

“Ini adalah situasi yang tidak bisa dibiarkan. Kami mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah strategis guna mengatasi kelangkaan pasokan dan mencegah lonjakan harga yang tidak terkendali,” kata Mulyawan.

Dengan adanya temuan ini, KPPU berharap semua pihak dapat berkolaborasi untuk menjaga stabilitas harga pangan, terutama di saat bulan suci yang penuh berkah ini.

"Apakah pemerintah akan mengambil tindakan cepat untuk melindungi konsumen dari praktik yang merugikan ini? Kita tunggu langkah selanjutnya," ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE