ECONOMICS

Krisis Kian Mengkhawatirkan, S&P dan Fitch Ratings Turunkan Peringkat Properti China

Maulina Ulfa 21/06/2024 13:23 WIB

Dua perusahaan pemeringkat kredit global, S&P & Fitch Ratings menurunkan perkiraan mereka untuk pasar properti China.

Krisis Kian Mengkhawatirkan, S&P dan Fitch Ratings Turunkan Peringkat Properti China. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Dua perusahaan pemeringkat kredit global, S&P & Fitch Ratings menurunkan perkiraan mereka untuk pasar properti China.

Melansir Bloomberg, Jumat (21/6/2024), penurunan ini imbas semakin cepatnya penurunan harga rumah menghambat upaya negara tersebut untuk menyelamatkan sektor tersebut.

S&P Global Ratings kini memperkirakan penjualan perumahan akan turun 15 persen tahun ini, lebih besar dari penurunan 5 persen yang diproyeksikan sebelumnya.

Penurunan pasar properti ini berdampak pada lesunya penjualan di bawah CNY10 triliun (setara USD1,4 triliun), atau penurunan setengah dari puncaknya pada 2021.

Fitch Ratings memangkas perkiraan penjualan tahunan properti China menjadi 15 persen-20 persen, lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yang turun 5 persen-10 persen.

Penjualan properti China juga diperkirakan akan terus mengalami tekanan meskipun ada langkah-langkah penyelamatan dari pemerintah.

Prospek suram sektor properti dari perusahaan-perusahaan pemeringkat tersebut menunjukkan bahwa mereka tidak yakin bahwa langkah-langkah stimulus baru-baru ini akan mengakhiri kemerosotan sektor ini.

Kondisi Terbaru Sektor Properti China

Selama ini, sektor properti yang menyeret perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Lembaga-lembaga pemeringkat kini menyoroti penurunan harga rumah yang lebih besar dari perkiraan.

Nilai rumah baru mengalami penurunan terbesar dalam hampir satu dekade pada Mei, sementara harga rumah bekas mengalami penurunan paling tajam setidaknya dalam 13 tahun.

Data terbaru menunjukkan Indeks harga rumah di China turun 0,7 persen secara bulanan (month-to-month/MOM) di Mei 2024, menyusul penurunan 0,6 persen di bulan sebelumnya. (Lihat grafik di bawah ini.)

Secara keseluruhan, Indeks Harga Rumah MoM China rata-rata sebesar 0,26 persen sepanjang 2011 hingga 2024, dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 2,10 persen pada September 2016 dan rekor terendah sebesar -1,10 persen pada Agustus 2014.

Di sisi lain, Harga Properti Residensial China turun 3,70 persen pada Desember 2023 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Harga Properti Residensial China tercatat rata-rata sebesar 3,37 persen sepanjang 2006 hingga 2023 dan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 10,62 persen pada kuartal kedua 2010 dan rekor terendah sebesar -5,91 persen pada kuartal kedua 2015.

Investasi properti China untuk lima bulan pertama tahun ini turun 10,1 persen dari tahun lalu. Penjualan properti baru juga turun 28 persen pada periode yang sama.

Sebagai informasi, real estat menyumbang sekitar 78 persen kekayaan rumah tangga di China – dua kali lipat dibandingkan AS.

Sebelumnya, krisis sektor properti China adalah krisis keuangan saat ini yang dipicu oleh gagal bayar obligasi oleh Evergrande Group pada 2021.

Evergrande dan sejumlah pengembang properti China lainnya, mengalami tekanan finansial akibat pembangunan yang berlebihan dan peraturan baru otoritas terkait mengenai batas utang perusahaan-perusahaan ini.

Krisis ini menyebar ke pada 2021 hingga ke pengembang properti besar seperti Country Garden, Kaisa Group, Fantasia Holdings, Sunac, Sinic Holdings, dan Modern Land mengalami nasib serupa.

Melansir IMF pada Februari lalu, penurunan sektor properti China sudah memasuki tahun ketiga dan telah dilakukan beberapa langkah penyelamatan.

“Banyak pengembang yang tidak mampu lagi menjalankan usahanya namun terhindar dari kebangkrutan berkat peraturan yang memperbolehkan pemberi pinjaman menunda kredit macet mereka, sehingga membantu meredam dampak buruk terhadap harga real estate dan neraca bank,” kata Henry Hoyle, ekonom IMF.

Namun, pada saat yang sama, kerentanan utama di sektor ini masih belum diatasi. Hal ini menunjukkan adanya risiko berkelanjutan terhadap krisis yang terjadi.

Sebelumnya, Bank Sentral China (PBOC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada rapat Juni 2024.

Kebijakan ini sejalan dengan ekspektasi pasar di mana suku bunga dasar pinjaman (LPR) tenor 1 tahun yang menjadi acuan sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga dipertahankan pada level 3,45 persen.

Sementara itu, suku bunga tenor 5 tahun, yang menjadi acuan untuk KPR properti, dipertahankan pada 3,95 persen setelah rekor penurunan sebesar 25 basis points (bps) pada Februari lalu.

Kedua tingkat suku bunga berada pada rekor terendah, di tengah pemulihan ekonomi yang tidak merata sehingga memperkuat seruan lebih banyak langkah dukungan dari Beijing. (ADF)

SHARE