ECONOMICS

Krisis Pemulia Tanaman Ancam Ketahanan Pangan Nasional

Tangguh Yudha 13/11/2025 10:00 WIB

Indonesia tengah menghadapi krisis regenerasi pemulia tanaman (breeder) yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang.

Krisis Pemulia Tanaman Ancam Ketahanan Pangan Nasional (FOTO:Dok Ist)

IDXChannel - Indonesia tengah menghadapi krisis regenerasi pemulia tanaman (breeder) yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang. 

Jumlah pemulia aktif saat ini sangat terbatas, padahal kebutuhan varietas unggul terus meningkat untuk menghadapi tantangan perubahan iklim, penurunan produktivitas lahan dan alih fungsi lahan pertanian.

Melihat situasi tersebut, pelaku usaha sampai akademisi akan menyelenggarakan Indonesian Breeder Award 2025 (IBA) mengusung tema “Breeding is Giving” pada 19 November 2025 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.

Ketua Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) Muhamad Syukur mengatakan, bahwa peran pemuliaan tanaman sangat sentral terhadap peningkatan kualitas dan produktivitas pertanian. 

Terlebih, pada tahun 2050 Indonesia harus dapat menghasilkan jumlah pangan dua kali lipat dibanding sekarang, karena jumlah penduduk semakin meningkat. Sementara di sisi lain, tantangan lingkungan juga akan semakin berat.

“Itu semua hanya bisa diatasi dengan menghasilkan varietas-varietas yang adaptif terhadap cekaman lingkungan dan punya produktivitas tinggi,” katanya dalam keterangan resminya, Kamis (13/11/2025).

Berdasarkan data yang dimiliki PERIPI, jumlah pemulia tanaman di Indonesia saat ini sangat jauh dari ideal dan tidak sebanding dengan kebutuhan pengembangan varietas baru. Dari sekitar 1.000 pemulia tanaman yang terdaftar di PERIPI, hanya  seperempat atau 250 orang yang benar-benar melakukan kegiatan pemuliaan. Padahal saat ini dibutuhkan minimal 10 ribu pemulia tanaman untuk melayani petani sekitar 30 juta petani Indonesia.

Managing Director PT East West Seed Indonesia (EWINDO), Glenn Pardede menyampaikan penelitian atau pemuliaan tanaman adalah cara bermakna untuk berkontribusi terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

“Breeding is Giving bukan sekadar tema—melainkan komitmen kami untuk menciptakan dampak yang lebih besar. Benih adalah titik awal dari sistem pangan yang berkelanjutan,” ujar Glenn. 

Menurut Glenn, penyelenggaraan IBA 2025 ini tidak hanya menjadi bentuk apresiasi bagi para pemulia, tetapi juga panggilan untuk menumbuhkan generasi penerus di bidang yang sangat strategis ini. 

Melalui ajang ini, pihaknya ingin menginspirasi generasi muda agar melihat pemuliaan tanaman sebagai profesi yang mulia. Setiap benih unggul yang dihasilkan adalah wujud nyata kontribusi untuk petani dan bangsa.

Selain memberikan penghargaan kepada pemulia berprestasi, kegiatan ini juga menghadirkan forum ilmiah dan diskusi lintas sektor dengan narasumber pakar dari berbagai lembaga riset dan universitas dalam maupun luar negeri, serta pembuat kebijakan. 

Melalui kegiatan ini diharapkan lahir sinergi nyata antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha dalam memperkuat ekosistem perbenihan nasional.

“Benih adalah awal dari ketahanan pangan. Setiap varietas baru yang diciptakan pemulia merupakan kontribusi langsung bagi keberlanjutan pangan Indonesia,” kata Glenn.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE