ECONOMICS

Krisis Utang Landa Dunia, AS Desak Negara Besar Cari solusi

Wahyu Dwi Anggoro 23/02/2023 16:16 WIB

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mendesak negara besar lainnya untuk bergerak lebih cepat dalam menyelesaikan krisis utang.

Krisis Utang Landa Dunia, AS Desak Negara Besar Cari solusi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mendesak negara besar lainnya untuk bergerak lebih cepat dalam menyelesaikan krisis utang yang mengancam semakin banyak negara, khususnya negara berkembang.

Yellen membuat komentar tersebut saat berdialog dengan menteri keuangan India, Nirmala Sitharaman, di sela-sela pertemuan para pemimpin keuangan G20. India saat ini memegang Presidensi G20.

Yellen berterima kasih kepada India atas upayanya mendorong isu restrukturisasi utang di tingkat global. India juga mendorong G20 untuk mendukung upayanya tersebut.

India aktif membantu tetangganya, Sri Lanka, mengatasi krisis keuangan yang mengakibatkan kekurangan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan. Yellen mendesak China untuk bekerja sama dengan negara donor lain dalam mengatasi masalah tersebut.

Di Bengaluru, menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara G20 akan membahas berbagai isu termasuk perubahan iklim, mata uang digital, pajak, dan isu prioritas lainnya. Yellen dan pejabat lainnya mengindikasikan bahwa mereka juga akan membahas beban utang yang berat bagi banyak negara.

Yellen mengunjungi Zambia pada Januari untuk membahas utang negara Afrika tersebut sebesar USD6 miliar ke China yang merupakan kreditor terbesarnya. Zambia menjadi negara Afrika pertama di era pandemic yang mengalami gagal bayar. Zambia gagal melakukan pembayaran obligasi senilai USD42,5 juta pada November 2020.

Negara lain seperti Laos, Afghanistan, Venezuela dan Argentina, juga mengalami kesulitan ekonomi akibat kondisi keuangan yang memburuk.

China telah menyatakan dukungan untuk Sri Lanka. Namun, Negeri Tirai Bambu tersebut belum memutuskan untuk membantu mengurangi utang bernilai miliaran dolar yang telah membuat Sri Lanka mengalami kekacauan keuangan dan politik.

Sebelumnya, Beijing menawarkan penangguhan pembayaran selama dua tahun tetapi menolak untuk mengurangi jumlah utang. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pengurangan utang sebagai syarat pinjaman darurat.

(WHY)

SHARE