Kurangi Impor, China Genjot Pengeboran Minyak Laut Dalam
China menggenjot aktivitas pengeboran di laut dalam karena sumur minyak di darat mulai menua dan kebutuhan energi terus meningkat.
IDXChannel - China menggenjot aktivitas pengeboran di laut dalam karena sumur minyak di darat mulai menua dan kebutuhan energi terus meningkat.
China mau tidak mau harus mendongkrak produksi domestiknya jika tidak ingin semakin bergantung pada minyak mentah asing.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (12/6/2023), sekitar 70 persen minyak yang dikonsumsi China berasal dari luar negeri saat ini, naik pesat dari hanya 10 persen pada pergantian milenium.
Untuk mengerek produksi dalam negeri, China National Offshore Oil Corp (CNOOC), salah satu dari tiga perusahaan minyak besar milik negara, melakukan investasi besar-besaran untuk menguasai teknologi pengeboran yang saat ini didominasi oleh barat.
"Dengan volume yang signifikan yang belum dimanfaatkan di lepas pantai China, minyak lepas pantai domestik diharapkan menjadi mesin pertumbuhan untuk dekade mendatang," kata Baihui Yu, analis riset senior di S&P Global Commodity Insights.
"Kemajuan teknologi telah memungkinkan lebih banyak pengeboran di perairan yang lebih dalam." lanjutnya.
CNOOC adalah produsen minyak yang fokus pada aktivitas pengeboran lepas pantai. Produksi domestiknya tumbuh menjadi 23 persen dari total produksi negara itu pada 2021, naik dari 15 persen pada tahun 2013.
CNOOC berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan produksi sebesar 4-6 persen tahun ini dan kemudian sebesar 12 persen pada 2025.
Perusahaan-perusahaan minyak besar seperti Chevron Corp. dan Shell Plc masih menjadi pemain paling maju di sektor ini, dengan kemampuan teknologi untuk mengebor di lingkungan lepas pantai yang lebih keras dan lebih dalam. Tetapi Cnooc sedang mengejar ketertinggalan.
CNOOC berharap dapat memproduksi antara 650-660 juta barel setara minyak tahun ini dan juga berpartisipasi dalam proyek-proyek di seluruh dunia, termasuk penemuan raksasa Exxon Mobil Corp. di lepas pantai Guyana.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)