ECONOMICS

Kurangi Tingkat Emisi, Forum G20 Fokus Lepaskan Diri dari Energi Fosil

Dinar Fitra Maghiszha 15/10/2021 15:43 WIB

Penggunaan energi fosil menjadi salah satu fokus utama bagi negara-negara yang tergabung dalam forum G20 dalam rangka pengurangan emisi.

Kurangi Tingkat Emisi, Forum G20 Fokus Lepaskan Diri dari Energi Fosil. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Penggunaan energi fosil menjadi salah satu fokus utama bagi negara-negara yang tergabung dalam forum G20 dalam rangka pengurangan emisi. Sementara konsumsi batu bara diprediksi meningkat hampir 5% pada 2021, dan konsumsi gas memuncak 12% di seluruh G20 dari 2015 hingga 2020.

Laporan Transparansi Iklim (Climate Transparency Report) menemukan bahwa pertumbuhan batu bara utamanya terkonsentrasi di China, sebagai negara produsen dan konsumen batu bara global terbesar, diikuti oleh AS dan India.

Pengunaan energi fosil secara langsung berimbas atas meningkatnya emisi gas rumah rumah kaca yang diproyeksikan bakal meningkat pada 2021, melebihi tingkat emisinya pada 2019.

Kendati sempat menurun dalam waktu singkat imbas pandemi Covid-19, emisi tersebut diprediksi bakal melambung hingga 4 persen.

“Melonjaknya emisi di seluruh G20, sebagai kelompok negara yang bertanggung jawab atas 75% emisi GRK global, menunjukkan bahwa pengurangan emisi yang menyeluruh dan secepatnya saat ini sangat dibutuhkan untuk mencapai maklumat netral karbon,” ungkap Gahee Han dari NGO Korea Selatan 'Solutions For Our Climate', salah satu penulis utama laporan ini, melalui siaran resminya, diterima MNC Portal Jumat (15/10/2021).

Pada Agustus 2021, 14 anggota G20 menyatakan komitmennya untuk mencapai target netral karbon yang mencakup hampir 61% emisi Gas Rumah Kaca (GRK) global. Semua negara G20 sepenuhnya menyadari perlunya transisi ke ekonomi yang rendah karbon.

Namun, kondisi di lapangan menunjukkan ketika sejumlah anggaran pemulihan digunakan untuk pemulihan energi 'hijau', namun subsidi bahan bakar fosil terus dilakukan.

“Sangat mengecewakan bahwa satu dekade telah berlalu sejak komitmen untuk merasionalisasi dan menghapus subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien dibuat, tetapi anggota G20 masih menyalurkan miliaran dolar AS ke bahan bakar kotor, yang menyebabkan perubahan iklim,” kata Enrique Maurtua Konstantinidis dari Fundación Ambiente y Recursos Naturales (FARN) di Argentina, dalam laporan Transparansi Iklim. (TYO)

SHARE