ECONOMICS

Laba Pertamina 2023 Capai Rp72,7 Triliun, Ini Sektor Penopangnya

Suparjo Ramalan 12/06/2024 23:00 WIB

PT Pertamina mencatatkan laba sebesar USD4,77 miliar atau setara Rp72,7 triliun sepanjang 2023.

PT Pertamina mencatatkan laba sebesar USD4,77 miliar atau setara Rp72,7 triliun sepanjang 2023.

IDXChannel -  PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba sebesar USD4,77 miliar atau setara Rp72,7 triliun sepanjang 2023. Perolehan laba tersebut naik 17 persen dibanding 2022.

Kinerja positif keuangan Pertamina juga terlihat pada EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar USD14,36 miliar. Angka ini naik 6 persen dibanding tahun lalu. Sementara, pendapatan konsolidasian berada di posisi USD75,79 miliar. 

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, sejak restrukturisasi organisasi, tren kinerja keuangan konsolidasian perusahaan positif dan terus meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, kinerja operasional di seluruh lini baik holding dan subholding juga solid. 

“Pertamina berhasil mengelola operasinya untuk mempertahankan pertumbuhan laba. Kinerja keuangan pada tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 karena pengelolaan efisiensi, optimalisasi biaya, liabilitas, dan pembayaran kompensasi,” kata Nicke, Rabu (12/6/2024). 

Dia menambahkan, restrukturisasi holding subholding tetap berhasil mengedepankan peran kolaborasi aktif melalui orkestrasi sejumlah inisiatif strategis di sektor finansial.

Selain melakukan cost optimization, upaya penghematan biaya bunga, strategi transaksi lindung nilai valuta asing, suku bunga, dan komoditas, serta upaya memitigasi risiko valas dan kredit berhasil menghindarkan potensi kerugian serta menciptakan kontribusi sekitar USD1,1 miliar. 

Kinerja keuangan yang positif, lanjut dia, tidak terlepas dari dukungan pemerintah yang tercermin pada pembayaran kompensasi harga selama 2023 mencapai Rp119,31 triliun (di luar pajak).

“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah yang terus mendukung Pertamina secara konsisten melalui revisi peraturan yang memungkinkan pembayaran lebih cepat, penyesuaian harga produk, dan peningkatan anggaran,” kata dia.

Tak hanya dari aspek keuangan, kinerja operasional Pertamina yang ditopang oleh enam Subholding dan anak usahanya juga bertumbuh. 

Di sektor environmental, social, governance (ESG), Nicke menegaskan komitmen Pertamina mengejar target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen pada 2030. Hal ini dimaksud untuk memitigasi perubahan iklim, serta mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE).

Pencapaian pertumbuhan ESG terlihat per 1 Desember 2023 menjadi 20,7 (medium risk) atau naik dari sebelumnya 22,1 (medium risk). Adapun skor sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.

"Peringkat risiko ESG Pertamina naik menjadi peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas dari 61 perusahaan dunia," katanya.

(NIY)

SHARE