Lahan Tani RI Menyempit, Kementan: Pupuk Subsidi Berkurang 4,7 Juta Ton
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap penyebab utama anjloknya produksi panen di Indonesia.
IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap penyebab utama anjloknya produksi panen di Indonesia.
Kondisi tersebut terjadi lantaran menurunnya luas tanam padi hingga 1,9 juta hektar. Penurunan luas tanam padi terjadi pada Oktober 2023 sampai Februari 2024.
“Karena penurunan luas panen yang berdampak pada turunnya produksi padi, Kementan telah mengidentifikasi beberapa penyebab tidak optimalnya produksi padi yaitu volume pupuk bersubsidi yang berkurang 4,7 juta ton atau 50 persen dari alokasi tahun sebelumnya,” ujar Amran saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (13/3/2024).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, lanjut Amran, faktor utama tidak optimalnya produksi beras dikarenakan adanya pengurangan pupuk bersubsidi sebesar 4,7 juta ton pada 2024.
Jumlah itu menurun 50 persen dari volume alokasi tahun sebelumnya, yakni 9,55 juta ton.
Dia mengaku, ada sekitar 30 juta petani yang tidak mendapatkan atau menerima pupuk bersubsidi.
Angka itu, termasuk Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Soal ini Amran enggan merinci lebih jauh.
“Tidak semua petani mendapatkan akses pupuk, seperti LMDH,” paparnya.
Bahkan, alokasi pupuk bersubsidi selama 5 tahun terakhir pun menurun dibandingkan penyaluran periode 2014-2018 yang mencapai 9,55 juta ton.
“Di tahun 2024 alokasi hanya 4,73 juta ton atau menurun 50 persen,” beber dia.
Faktor lain dari anjloknya luas panen beras di dalam negeri adalah dampak fenomena El Nino yang dinilai masih berlangsung hingga saat ini.
Kementan menyebut, darurat pangan di Tanah Air berpotensi terjadi tahun ini.
Krisis tersebut menghantam Indonesia, bila tingkat produksi beras pada periode Juni-Oktober 2024 menurun drastis.
Amran mengaku, ada kemungkinan terjadinya penurunan produksi beras sepanjang Juni-Oktober tahun ini.
Lantaran luas tanam padi di Oktober 2023 sampai Februari 2024 menurun 1,9 juta hektar atau setara 26,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Namun, kami memastikan kebutuhan beras bulan Maret hingga Mei 2024 dalam kondisi aman. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan pangan selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024,” katanya.
(SLF)