Lawan Hegemoni Keuangan AS, Rusia Siap Gunakan Mata Uang Digital
Sejumlah pakar ekonomi dan perbankan mengakui bahwa dengan adanya teknologi baru maka negara-negara akan dapat berhubungan secara lebih mandiri.
IDXChannel - Rusia dikabarkan tengah bersiap untuk mulai menggunakan mata uang digital pada awal tahun 2023 mendatang. Bakal digunakannya Rubel Digital tersebut, sebagai langkah penyelesaian dengan China, guna melawan hegemoni keuangan global dari Washington.
Seperti halnya banyak negara lain, Rusia juga telah mengembangkan uang digitalnya dalam beberapa tahun terakhir, sebagai upaya untuk memodernisasi sistem keuangan, mempercepat pembayaran, dan sekaligus mencegah ancaman cryptocurrency yang diyakini bakal sangat berpengaruh.
Bank Rusia, yang merupakan Bank Sentral di negara tersebut, dikabarkan telah melakukan sejumlah ujicoba terhadap rubel digital bersama bank-bank di wilayah Negara Beruang Merah itu. Upaya ujicoba terutama dilakukan saat sejumlah sanksi dijatuhkan oleh AS dan negara-negara Eropa, buntut serangan militer yang dilakukan ke Ukraina.
"Rusia sedang mencari cara alternatif untuk melakukan transaksi. Soal aset keuangan digital, rubel digital, dan cryptocurrency saat ini semakin intensif (dibicarakan) di masyarakat, karena negara-negara Barat memberlakukan sanksi dan menciptakan masalah untuk transfer bank, termasuk dalam penyelesaian internasional," ujar Kepala Komite Keuangan Rusia, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar parlemen Rusia, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (27/9/2022).
Menurut Aksakov, langkah menuju digital kini memang menjadi solusi jitu bagi Rusia, karena dapat memperlancar aliran keuangan dalam melewati sistem yang dikendalikan oleh negara-negara yang tidak bersahabat pada Rusia.
Meski sejauh ini Bank Sentral dan pemerintah masih kerap berselisih pendapat terkait regulasi cryptocurrency, namun diharapkan Undang-Undang terkait penggunaan Rubel Digital sudah dapat disahkan dan diterapkan pada tahun ini juga.
"Jika kami meluncurkan ini, maka negara lain akan mulai aktif menggunakannya ke depan, dan kendali Amerika atas sistem keuangan global akan berakhir secara efektif," pungkas Aksakov.
Sejumlah pakar ekonomi dan perbankan mengakui bahwa dengan adanya teknologi baru maka negara-negara akan dapat berhubungan secara lebih mandiri antara satu sama lain, tanpa terlalu bergantung lagi pada saluran pembayaran yang didominasi negara-negara Barat, seperti sistem SWIFT.
Dalam sistem SWIFT, keanggotaan Rusia telah dibekukan menyusul invasinya ke Ukraina. Maka dengan penggunaan Rubel Digital, dinilai menjadi solusi paling logis dan realistis diambil oleh Rusia, agar tetap dapat berinteraksi dan bertransaksi dengan negara-negara lain.
Salah satunya terkait kerjasamanya dengan China. Kedua negara telah meningkatkan perdagangan satu sama lain. Perusahaan-perusahaan Rusia diketahui juga telah mulai menerbitkan utang dalam yuan. (TSA)
Penulis: Nur Pahdilah