Lawan Inflasi, Bank Sentral Singapura Perketat Kebijakan Moneter
Demi melawan ancaman inflasi, Bank Sentral Singapura mulai memberlakukan pengetatan kebijakan moneter pada Kamis, (14/4/2022).
IDXChannel - Demi melawan ancaman inflasi, Bank Sentral Singapura mulai memberlakukan pengetatan kebijakan moneter pada Kamis, (14/4/2022). Langkah ini diharapkan dapat mencegah kenaikan indeks harga konsumen (IHK) di negara pulau tersebut.
Inflasi yang mengancam Singapura ini ditengarai akibat dari perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Kondis tersebut telah mendorong sejumlah kenaikan terhadap harga barang maupun kebutuhan pokok.
"Perang di Ukraina telah mendorong perkiraan inflasi global lebih tinggi dan merusak prospek pertumbuhan," terang Monetary Authority of Singapore (MAS) dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Kamis (14/04/2022).
Pengetatan kebijakan ini terjadi dalam enam bulan terakhir, karena data menunjukkan momentum ekonomi Singapura berkurang selama kuartal pertama.
MAS mengelola kebijakan moneter melalui pengaturan nilai tukar, bukan suku bunga. Otoritas moneter ini membiarkan dolar Singapura naik atau turun terhadap mata uang mitra dagang utamanya dalam kisaran yang dirahasiakan.
Bank sentral menyesuaikan kebijakannya melalui tiga tuas: kemiringan, titik tengah, dan lebar pita kebijakan yang dikenal sebagai Nilai Tukar Efektif Nominal atau Nominal Effective Exchange Rate (S$NEER).
Otoritas mengharapkan inflasi inti datang pada 2,5-3,5% tahun ini, dibandingkan perkiraan sebelumnya untuk 2,0-3,0%.
Dolar Singapura menguat sekitar 0,5% setelah pernyataan tersebut dan mencapai level tertinggi satu minggu di SGD3.552 per USD.
MAS mengatakan akan tetap waspada terhadap perkembangan di lingkungan eksternal dan dampaknya terhadap perekonomi Singapura. (TYO/TIRTA)