ECONOMICS

Lawan Inflasi, Ini Pengetatan yang akan Dilakukan Bank Sentral Eropa

Nia Deviyana 05/12/2022 17:28 WIB

European Central Bank (ECB) berencana melepas sebagian simpanan obligasi senilai 5 triliun euro atau USD5,3 triliun pada 2023.

Lawan Inflasi, Ini Pengetatan yang akan Dilakukan Bank Sentral Eropa. Foto: MNC Media.

IDXChannel - European Central Bank (ECB) berencana melepas sebagian simpanan obligasi senilai 5 triliun euro atau USD5,3 triliun pada 2023. Upaya ini untuk mengurangi tekanan inflasi di Eropa. 

Melansir Reuters, Senin (5/12/2022), Kebijakan Quantitative Tightening (QT) atau pengetatan diharapkan mampu meningkatkan biaya pinjaman sehingga akan menurunkan tingkat permintaan barang dan jasa di negara-negara yang menggunakan mata uang Euro.

Kebijakan pengetatan kuantitatif tersebut menjadi sebuah tantangan bagi negara-negara yang mengandalkan ECB dalam berutang.

ECB akan menjelaskan mengenai prinsip-prinsip dalam menjalankan pengetatan kuantitatif pada 15 Desember mendatang, dan kebijakan tersebut diharapkan berlaku pada bulan awal 2023.

Kebijakan pengetatan kuantitatif dinilai harus sejalan dengan kebijakan Quantitative Easing (QE) atau pelonggaran kuantitatif yang lebih dominan dalam satu dekade terakhir.

Sejalan dengan pelonggaran kuantitatif, ECB akan membeli obligasi pemerintah supaya menurunkan biaya pinjaman. Kebijakan tersebut diharapkan mampu mendorong pihak bank dan para investor agar dapat mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien.

Dengan kebijakan pengetatan, ECB akan membersihkan likuiditas yang berasal dari pelonggaran kuantitatif dengan cara melepaskan kepemilikan obligasinya.

Kebijakan tersebut akan meningkatkan nilai mata uang dan investasi.

ECB mengatakan mereka tidak berniat menjual obligasinya, namun mereka akan berhenti mengganti beberapa obligasi yang telah jatuh tempo.

Hal serupa ternyata pernah dilakukan oleh The Fed Amerika Serikat (AS) saat memberlakukan kebijakan pengetatan kuantitatif pada awal 2022. The Fed hanya akan menginvestasikan kembali hasil dari obligasi yang telah jatuh tempo.

Namun, kebijakan ECB tidak sama persis dengan The Fed, karena pembayaran bulanan dari rencana pembelian aset oleh ECB memiliki nilai sebesar 17,8 miliar euro pada Agustus 2023 dan akan mencapai angka 52,7 miliar euro pada Oktober.

Artinya, ECB perlu menggunakan presentase penebusan sebagai tolak ukur atau investasi ulang yang lancar selama beberapa bulan.

Namun, Pejabat ECB tetap pada pendiriannya bahwa mereka ingin pengetatan kuantitatif dapat diprediksi dan bertahap, sehingga tidak menginginkan banyak variasi.

ECB berencana membeli aset-aset di 19 negara yang tergabung dalam Asset Purchase Programmes (APP) senilai 3,3 triliun euro dan sebagian besar merupakan obligasi milik pemerintah.

Keputusan tersebut akan jatuh tempo dengan rata-rata lebih dari tujuh tahun. Para analis berharap ECB akan menurunkan portofolionya menjadi 15-20 miliar euro per bulan, artinya ECB membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menurunkan neraca apabila tidak menjual aset.

Selain itu, ECB rupanya juga memiliki Program Pembelian Darurat Pandemi senilai 1,7 triliun euro dan akan terus menginvestasikan kembali uang hasil program tersebut hingga penghujung 2024. (NIA)

Penulis: Ahmad Dwiantoro

SHARE