ECONOMICS

LG Chem Cari Cara Amankan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik

Wahyu Dwi Anggoro 13/02/2023 08:49 WIB

LG Chem Ltd. berupaya mengamankan bahan baku yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik dan membangun rantai pasokan global mandiri

LG Chem Cari Cara Amankan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik. (Foto: MNC media)

IDXChannel - LG Chem Ltd. berupaya mengamankan bahan baku yang digunakan dalam baterai kendaraan listrik dan membangun rantai pasokan global mandiri.  Perusahaan kimia terbesar di Korea Selatan (Korsel) tersebut berencana mengembangkan kemitraan dan kerja sama investasi dengan produsen barang tambang.

“Kami mempersiapkan diri pertama-tama untuk mengamankan pasokan bahan mentah,” kata Chief Executive Officer LG Chem Shin Hak-cheol dalam wawancara dengan Bloomberg Television, seperti dilansir Bloomberg News pada Senin (13/2/2023).

 “Prioritas utama dan terpenting kami adalah mengamankan bahan baku yang cukup untuk masa depan,” lanjutnya.

LG Chem memproduksi bahan aktif katoda yang merupakan bahan utama baterai kendaraan listik. Anak perusahaan LG Chem, LG Energy Solution, adalah pembuat dan pemasok sel baterai terbesar kedua di dunia untuk produsen mobil seperti Tesla Inc., General Motors Co., Ford Motor Co. dan Stellantis NV.

“Saya tidak berpikir kita akan menjadi perusahaan pertambangan. Namun, jika ada proyek yang masuk akal, mungkin kita bisa berinvestasi,” ujar Shin.

Kerapuhan rantai pasokan industri kendaraan listrik diperparah oleh berbagai peristiwa globalseperti pandemi dan perang di Ukraina. Ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi mengerek harga bahan mentah termasuk logam seperti litium, nikel, kobalt, dan mangan, yang digunakan dalam produksi baterai. 

Saat ditanya tentang Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan industri kendaraan listrik Amerika Serikat (AS) pada pasokan dari China, Shin mengatakan diperlukan kejelasan lebih lanjut tentang kebijakan tersebut.

“Elemen dan komponen yang belum jelas perlu klarifikasi,” katanya.

Undang-undang tersebut mewajibkan perusahaan untuk mendapatkan bahan baku dari negara-negara yang memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan AS agar memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak sebesar USD7.500 untuk setiap pembelian kendaraan listrik. 

Produsen mobil menolak rencana tersebut mengingat waktu yang diperlukan untuk mengamankan bahan baku. Banyak tambang berlokasi di negara berkembang yang tidak memiliki perjanjian dagang dengan AS.

“Saya tidak yakin bahkan pemerintah AS memiliki semua jawaban untuk memuaskan semua orang dalam rantai pasokan,” kata Shin.

“Kebijakan negara mana pun akan berubah, tidak akan sama. LG Chem akan berada di sini selama 50 tahun, 100 tahun, ratusan tahun lagi, jadi saya tidak benar-benar mendasarkan strategi rantai pasokan saya pada kebijakan satu negara, yang menurut definisi bersifat sementara,” tambahnya.

(WHY)

SHARE