Lifting Minyak Turun Terus, Jokowi: Harus Naik dengan Cara Apapun
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak agar lifting minyak naik dengan acara apapun.
IDXChannel - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak agar lifting minyak naik dengan acara apapun.
"Saya titip yang berkaitan lifting minyak, harus naik dengan cara apapun harus naik," kata dia dalam acara Malam Puncak Hari Ulang Tahun ke-79 Pertambangan dan Energi di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (10/9).
Jokowi meminta agar sumur-sumur minyak yang dimiliki Indonesia isa diaktifkan kembali. Sebab diakuinya, apabila produksi minyak turun, maka uang yang dikeluarkan pemerintah juga besar sekali.
"Saya baru tadi siang menerima Menteri Keuangan (Menkeu), Pak ini lifting minyak tidak boleh dibiarkan turun terus. Walau angkanya kecil-kecil, tapi tapi kalau dihitung-hitung wah besar sekali untuk impor minyak, impor gas, ratusan yang kita keluarkan dan menyebabkan devisa berkurang" kata dia.
Oleh sebab itu, Jokowi meminta, cara apapun harus dilakukan untuk menggenjot lifting minyak tersebut.
"Entah tu dikerjakan sendiri, BUMN, swasta, Pertamina atau perusahan asing semua harus dilakukan. Jangan sampai lifting minyak kita, kita biarkan turun seliter pun. Setiap tahun harus naik," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menargetkan, ke depan Indonesia mampu menambah volume minyak mentah siap jual atau lifting minyak sekitar 200 ribu barel per hari atau barel oil per day (BOPD).
Bahlil menekankan hal itu bisa terwujud dengan tiga catatan, pertama optimalisasi sumur idle. Dia bilang, sumur minyak yang dimiliki Indonesia saat ini sekitar 45.000. Namun yang produktif hanya sekitar 16.500, sementara sisanya sudah produkti atau idle.
Kedua, intervensi teknologi. Bahlil pun menceritakan, pengalamannya yang baru pulang dari Blok Cepu, di mana pertama kali Exxon Mobil hanya memukan 100 ribu BOPD. Namun dengan melakukan intervensi, perusahaan tersebut mmpu menaikkan kapasitasnya menjadi 150 BOPD.
Artinya, lanjut Bahlil, secara pengalaman, sumur-sumur yang ada bisa itu bisa diintervensi dengan teknologi untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
"Dan kemarin saya sudah bicara sama Pertamina sama SKK Migas ternyata dalam pengalamannya kalau diintervensi dengan teknologi bisa meningkatkan 20 persen dari total lifting kita sekarang," kata Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Senayan Jakarta Convention Center, Rabu (9/10).
"Artinya kalau 600 ribu kali 20 persen itukan bisa dapat 120 ribu barel dan ini sudah kita lakukan. Sudah kerja sama dengan beberapa perusahaan, baik dari Amerika baik dari China di mana salah satu intervensi teknologinya adalah Enchance Oil Recovery/EOR," tuturnya.
Kemudian catatan ketiga yaitu ekplorasi. Diakui Bahlil, perizinan eksplorasi di hulu migas masih sulit. Sebab proses peerizinan untuk eksplorasi migas di Indonesia masih membutuhkan 300 izin dan sekarang sudah dipangkas menjadi sekira 150 sampai 200 izin.
"Maka ke depan selain kita optimalkan sumur-sumur tua, (sumur) yang idle kita harus bangkitkan dia dan intervensi teknologi. Kepada sumur-sumur yang berjalan kita harus lakukan penetrasi terhadap eksplorasi baru," ujar Bahlil.
"Di mana sumur-sumur baru itu lebih banyak di wilayah Timur. Untuk minyak itu di wilayah Sulawesi, Maluku, ini kita akan kasih betul-betul pelayanan prima karena hanya dengan ini kita bisa mendapatkan penambahan lifting," katanya.
(Fiki Ariyanti)