Limbah Biomassa Punya Potensi Hasilkan Listrik 67 GW, tapi Masih Terkendala Ini
Namun, Rizaldi menilai penanganan limbah biomassa saat ini masih belum ideal. Sebab, masih menghadapi sejumlah tantangan.
IDXChannel - Sebagai negara agraris dengan luas wilayah yang besar, Indonesia memiliki potensi biomassa cukup melimpah baik dari sektor kehutanan, agrikultur, serta industri.
Founder Biojel Muhamad Rizaldi Bin Nuryasin mengatakan, limbah biomassa di Indonesia menyumbangkan hampir 20% dari emisi gas rumah kaca setiap tahunnya.
"Dengan potensi hampir 330 juta ton CO2 atau setara dengan 67 giga watt setiap tahunnya," kata Rizaldi dalam segmen Createup di IDX Channel, Selasa (10/10/2023).
Namun, Rizaldi menilai penanganan limbah biomassa saat ini masih belum ideal. Sebab, masih menghadapi sejumlah tantangan.
Tantangan terbesar, menurutnya, yakni pengumpulan bahan baku mentah (raw material).
"Bisnis stok, pengumpulan raw material-nya ini yang merupakan tantangan utama kalau kita bergerak di sektor biomassa," ujarnya.
Dia menuturkan, penanganan dari hulu ke hilir untuk menciptakan efisiensi dalam pengumpulan dan pengelolaan biomassa juga menjadi pekerjaan rumah untuk para pelaku usaha di bidang tersebut.
"Ini tentu masih sangat rendah, tetapi dengan adanya komitmen dari pemerintah sendiri ini tentu harapannya kami ke depan bisa dengan baik menanganinya," ucap Rizaldi.
Saat ini, kata Rizaldi, Biojel menawarkan solusi mereduksi karbon biomassa dengan mengolahnya menjadi energi terbarukan seperti biogas atau biofuel untuk kebutuhan kelistrikan.
"Caranya pertama kita buat ekosistem end to end, jadi kita collecting dari hilir, kemudian kita juga menyediakan instalasi bioenergi sehingga bisa diolah di tempat tersebut, kemudian hasil end-nya berupa produk renewable energy-nya itu kita bisa jual ke offtaker yang memerlukan yaitu industri," paparnya.
(YNA)