ECONOMICS

Luhut Minta Australia Izin dan Bayar Pemasangan Kabel Laut ke Singapura

Heri Purnomo 08/09/2022 08:35 WIB

Menko Luhut menyebut Indonesia sebagai negara berdaulat, sehingga pemasangan kabel bawah laut dari negara lain harus izin dan bayar.

Luhut Minta Australia Izin dan Bayar Pemasangan Kabel Laut ke Singapura. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan menegaskan bahwa Australia harus izin dan membayar pemasangan kabel laut ke Singapura yang melintas di perairan Indonesia.

“Terkait dengan rencana pemasangan kabel laut dari Australia ke Singapura, saya sudah bilang ke pihak Australia kalau mereka harus meminta izin dan bayar. Kita ini negara berdaulat, kita tunjukkan kita hebat,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Rabu (7/9/2022). 

Lebih lanjut,, dia mengatakan pemerintah saat ini meningkatkan hilirisasi dan digitalisasi produksi dalam negeri ke dalam e-catalog. Salah satunya kabel bawah laut.  

Hal itu disampaikan dalam Focus Group Discussion  (FGD) bertajuk 'Prospek Investasi Kabel Bawah Laut di Indonesia: Berbagai Sumber Daya Untuk Pembangunan Berkelanjutan,' di Jakarta, Rabu (7/9/2022). 

“Seperti kabel bawah laut ini, kalau bisa kita produksi dalam negeri, kita buat semua, lalu dimasukkan dalam e-katalog, sehingga menjadi efisiensi dan menurunkan korupsi,” kata Luhut.

Dirinya menyampaikan kepada para anggota asosiasi terkait kabel laut yang hadir agar dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang besar dan berdaulat.

Sepakat dengan pernyataan Menko Luhut, Ketua Umum Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut Seluruh Indonesia, Akhmad Ludfy menyampaikan bahwa industri sistem informasi kabel bawah laut masih menggunakan sumber daya dari luar negeri.

Terkait pemasangan kabel bawah laut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut Seluruh Indonesia, Amri Chatib menyampaikan,

Market size industry kabel bawah laut ini cukup bagus. Walau pun dalam kondisi Covid, ekonomi masih bergeliat di angka sekitar 150 juta dolar,” ungkapnya.

Selanjutnya Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia, Noval Jamalulail mengungkapkan total kapasitas kabel Indonesia saat ini telah mampu memproduksi semua jenis kabel serat optik nasional.

“Industri kabel serat optik dalam negeri telah mampu dan siap mendukung pemerintah dalam pembangunan jaringan telekomunikasi nasional dan yang terpenting itu tidak impor,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut Menko Luhut menyampaikan bahwa pemerintah menjalankan hilirisasi, contoh yang sedang berjalan adalah industri turunan nikel ore yang memiliki pertumbuhan besar.

“Saat ini kami menyusun peta jalan untuk hilirisasi nikel ore, tin, bauksit, dan kelapa sawit. Kita berdayakan downstream industry. Kalau semua berjalan baik, target kami tahun 2030 pendapatan per kapita dapat mencapai sekitar 10 ribu dolar,” jelasnya.

(FRI)

SHARE