ECONOMICS

Luhut Minta NDRC China Dukung Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Malut

Suparjo Ramalan 15/06/2024 18:44 WIB

Luhut meminta National Development and Reform Commission China mendukung proyek pengembangan baterai kendaraan listrik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta National Development and Reform Commission (NDRC) China mendukung proyek pengembangan baterai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Kawasan Industri Buli, Maluku Utara (Malut).

Hal tersebut disampaikan Luhut saat mengunjungi Beijing, China sejak Rabu (12/6/2024). Menurutnya, Indonesia menekankan pentingnya kerja sama dengan China dalam berbagai sektor, termasuk transisi energi dan industri.

Adapun, proyek baterai kendaraan listrik di Buli, Malut, akan digarap Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan menggandeng perusahaan asal China, China Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co Ltd (CBL). 

"Saya harap NDRC dapat mendukung kerja sama antara CBL (joint venture CATL, Brunp, dan Lygend) dan IBC (Indonesia Battery Corporation) untuk produksi proyek battery materials dan proyek battery recycling di kawasan industri Buli, Maluku Utara,” kata Luhut di Beijing, dikutip Sabtu (15/6/2024).

CBL atau Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd., didirikan pada Oktober 2020, merupakan kolaborasi antara Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co., Ltd., Ningbo Lygend New Energy Co., Ltd., dan Ningbo Meishan Free Trade Port Ruiting Investment Co., Ltd.

Proyek ini berfokus pada pengembangan industri baterai kendaraan listrik dengan investasi sebesar USD5,9 miliar.

Investasi ini mencakup pengembangan teknologi baterai, integrasi sumber daya dari tambang nikel hingga produksi dan daur ulang baterai.

CATL pemegang saham utama Ningbo Brunp, merupakan pemimpin global dalam teknologi baterai dengan kapasitas produksi 170,39 GWh pada akhir 2021.

Proyek CBL di kawasan industri Buli, yang mencakup 2.000 hektar, akan menjadi pusat produksi dan layanan sumber daya baterai kendaraan listrik.

Proyek itu mencakup bijih nikel laterit, produk turunan nikel, bahan baku baterai energi baru, serta daur ulang baterai.

Dengan integrasi sumber daya dan teknologi serta dukungan dari kedua pemerintah, proyek ini diharapkan memperkuat posisi Indonesia dalam industri baterai global dan memperkuat kerjasama ekonomi dan teknologi antara Indonesia dan China.

(NIY)

SHARE