ECONOMICS

Luhut Sebut 600 Ribu Kendaraan Listrik Bisa Kurangi Impor dan Subsidi BBM Rp131 Miliar

Iqbal Dwi Purnama 03/07/2024 16:25 WIB

Luhut B Pandjaitan menyebutkan, penggunaan kendaraan listrik bakal berdampak signifikan terhadap konsumsi energi, impor minyak, hingga penurunan emisi.

Luhut Sebut 600 Ribu Kendaraan Listrik Bisa Kurangi Impor dan Subsidi BBM Rp131 Miliar. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, penggunaan kendaraan listrik bakal berdampak signifikan terhadap konsumsi energi, impor minyak, hingga penurunan emisi.

Luhut menganalogikan produksi kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 dipatok sebanyak 600 ribu unit. Jika 600 ribu unit itu mengaspal di ruas-ruas jalan, maka pemerintah setidaknya telah berhemat untuk impor BBM sebanyak 45 juta liter per tahun.

Bukan hanya itu, penggunaan kendaraan listrik itu juga mampu memangkas porsi subsidi BBM sebanyak Rp131 miliar per tahun. Sehingga, dengan konsumsi BBM yang turun itu, emisi Co2 yang dihasilkan dari kendaraan akan berkurang, diproyeksikan pemakaian 600 ribu kendaraan listrik mampu mengurangi 160 ribu ton Co2 per tahun.

"Indonesia memiliki target 600 ribu kapasitas produksi BEV tahun 2030. Produksi ini diperkirakan akan mengurangi CO2 sebesar 160 ribu ton per tahun dan akan mengurangi impor BBM 45 juta liter per tahun, serta penghematan subsidi BBM mencapai Rp131 miliar," ujar Luhut dalam Peresmian Ekosistem Baterai dan Kendaraan Listrik Korea Selatan di Indonesia di Karawang, Rabu (3/7/2024).

Menurutnya, efisiensi tersebut akan jauh bertambah lebih besar seiring peningkatan produksi dan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.

Lebih jauh Luhut mengungkapkan, penggunaan kendaraan listrik juga berdampak pada nilai tambah yang lebih besar untuk perekonomian negara. Sebab, ada banyak komponen yang saat ini bahan bakunya ada di Indonesia, seperti nikel.

Semakin panjang industri pendukung di belakang, maka akan banyak transaksi yang tentu akan dilakukan.

"Selain itu dengan memproduksi baterai di dalam negeri, nilai TKDN KBLBB yang awalnya 40 persen naik menjadi jauh lebih tinggi menjadi 80 persen, ini langkah awal untuk mendorong peningkatan nilai tambah bagi industri dalam negeri," kata Luhut.

"Melalui pemanfaatan sumber daya alam kita yang kaya, Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global kendaraan listrik dari hulu sampai hilir," ujarnya.

(YNA)

SHARE