Luhut Targetkan Afrika Jadi Pasar Baterai Kendaraan Listrik Indonesia
Luhut targetkan Afrika menjadi pasar baterai kendaraan listrik atau electrical vehicle/EV yang diproduksi dalam negeri.
IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan benua Afrika menjadi pasar baterai kendaraan listrik atau electrical vehicle/EV yang diproduksi dalam negeri.
Menurutnya, populasi di Afrika akan berlipat ganda pada 2045, sehingga akan menjadi pasar yang besar.
"Jadi ini adalah pasar yang besar juga untuk ini. Jadi mari kita bekerja sama dan saya percaya dengan kolaborasi, kita dapat menyelesaikan banyak masalah," kata Luhut, Senin (29/7/2024).
Luhut menambahkan, untuk menyukseskan hal tersebut dirinya juga sempet berkunjung ke Afrika. Komunikasi dan rencana kolaborasi itupun disambut baik oleh Afrika.
"Mereka melihat Indonesia sebagai negara yang dapat membantu Afrika dalam kendaraan listrik," kata dia.
Komunikasi ini, kata Luhut, akan ditindaklanjuti dalam dua bulan lagi, melalui forum yang akan diselenggarakan pada 2 hingga 3 September mendatang atau pada saat forum Asia-Afrika, yakni High Level Forum Multistakeholder Partnership dan Indonesia-Africa Forum, di Nusa Dua, Provinsi Bali.
"Kami akan dengan senang hati membangun kolaborasi bersama mereka, khususnya Kenya dan Afrika Selatan," katanya.
Luhut melanjutkan, Indonesia sejatinya sudah memiliki berbagai kerja sama dengan negara-negara di Afrika. Salah satunya adalah kerja sama Pertamina dengan Kenya, serta potensi kerja sama listrik dengan PLN.
"Pertamina dengan PLN di Afrika Selatan juga sudah dikerjakan, dan kita juga ajak World Bank dengan Afrika, nanti kita lihat," kata Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan bahwa Afrika memiliki potensi kobalt yang lebih baik apabila dibandingkan dengan Indonesia.
"Walaupun kita punya kobalt, tapi tidak sebanyak di Afrika. Karena kobalt kita kan nempel di nikel," kata Agus.
Oleh karena itu, menurut Agus, selain menyasar benua Afrika sebagai pasar baterai EV, kerja sama dengan negara-negara Afrika juga bisa memanfaatkan potensi kobalt yang ada di sana.
"Kalau ini (potensi kobalt) bisa dikerjasamakan," kata Agus.
(Nur Ichsan Yuniarto)