ECONOMICS

Luhut Tegaskan RI Tidak Tanam Sawit di Lahan Baru demi Kurangi Deforestasi

Iqbal Dwi Purnama 19/08/2024 19:41 WIB

Luhut menegaskan Indonesia tidak akan lagi menanam sawit di atas lahan baru dan hanya mengoptimalkan produksi dari lahan yang sudah ada.

Luhut Tegaskan RI Tidak Tanam Sawit di Lahan Baru demi Kurangi Deforestasi. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan Indonesia tidak akan lagi menanam sawit di atas lahan baru dan hanya mengoptimalkan produksi dari lahan yang sudah ada.

Keputusan itu diambil untuk mengurangi tingkat deforestasi. Terutama yang dikontribusikan dari pembukaan lahan baru untuk perluasan kebun sawit di Indonesia.

Itu lantaran lahan sawit yang ada di Indonesia sudah seluas 16 juta hektare.

"Sekarang kita sudah moratorium, tidak melebarkan lagi deforestasi dan tidak menanam sawit di lahan yang baru, tapi kita menanam di tempat yang ada, seluas lebih dari 16 juta hektare, dan itu sudah kita data secara digital," ujar Luhut dalam konferensi pers Bali International Show 2024 di Jakarta, Senin (19/8/2024).

Meski demikian, Luhut optimistis kebijakan itu tidak akan mengganggu produktivitas sawit di Indonesia, yang ke depannya tidak hanya sebagai bahan konsumsi saja namun juga menjadi campuran bahan bakar fosil. Misalnya, pengembangan Bio Avtur untuk kebutuhan industri penerbangan.

"Saya juga usul kemarin kepada airbus Eropa untuk mulai memikirkan bagaimana kelapa sawit bisa dengan teknologi digunakan menjadi bahan bakar pesawat terbang, karena kita menjadi salah satu produsen terbesar dunia untuk kelapa sawit," tuturnya.

Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), total luasan perkebunan sawit di Indonesia per 2023 15.435.700 hektare. Adapun mayoritas perkebunan tersebut paling besar berada di Provinsi Riau dengan total 2,86 juta hektare, Kalimantan Tengah seluas 2,19 juta hektare, Kalimantan Barat memiliki 2,2 juta hektaer, Sumatera Utara memiliki 1,37 juta hektare, dan Kalimantan Timur memiliki 1,32 juta hektare.

"Memang tentu kita produsen terbesar di dunia untuk kelapa sawit, tapi saya kira dengan teknologi dan juga dengan kegigihan kita, kita bisa menjadi produsen bahan bakar nabati terbesar, itu akan menjadi program nasional kita, dan menciptakan lapangan kerja buat masyarakat kita dan mengurangi kemiskinan," tutur Luhut.

(Febrina Ratna)

SHARE