ECONOMICS

Malaysia akan Tingkatkan Perdagangan Karet dengan Rusia selepas KTT BRICS

Ahmad Islamy 28/10/2024 06:29 WIB

Pemberian status negara mitra BRICS kepada Malaysia akan memberikan keuntungan sendiri bagi negeri jiran itu. Salah satunya dalam perdagangan karet.

Ilustrasi perkebunan karet. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Pemberian status negara mitra BRICS kepada Malaysia dianggap memberikan keuntungan sendiri bagi negeri jiran itu. Salah satunya, langkah itu bakal menggenjot perdagangan karet dari Malaysia ke Rusia.

Dewan Karet Malaysia (MRC), Mohamad Suparadi Md Noor mengatakan, status mitra BRICS akan meningkatkan pembayaran dalam mata uang nasional (ringgit Malaysia dan rubel Rusia) dalam transaksi dagang dua negara. Status tersebut juga makin mempermudah ekspor karet Malaysia ke negeri beruang merah itu.

"Malaysia sangat beruntung telah resmi bergabung dengan BRICS sebagai salah satu dari 13 negara mitranya. Sekarang kami memiliki fleksibilitas," kata Suparadi seperti dikutip oleh media New Straits Times, Minggu (27/10/2024).

"Saya akan bertemu dengan para pelaku industri untuk membahas ekspor karet ke Rusia. Pembahasannya akan dilakukan besok (Senin, 28/10/2024)," ujarnya.

Sebagai negara mitra BRICS, Malaysia dapat menerima pembayaran langsung dalam ringgit dari Rusia, disesuaikan dengan nilai tukar terkini. Sementara dalam perdagangan sebelumnya, transaksi harus dilakukan melalui China karena pembatasan tertentu.

Malaysia termasuk di antara 13 negara yang memperoleh status mitra BRICS pada KTT ke-16 blok tersebut yang diselenggarakan di Kazan, Rusia, pekan lalu. Negara-negara Asia Tenggara lainnya yang diakui sebagai negara mitra BRICS adalah Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

BRICS adalah asosiasi antarpemerintah yang dibentuk oleh Brasil, Rusia, India, dan China pada 2006 dengan nama BRIC (diambil dari akronim keempat negara pencetusnya). Afrika Selatan bergabung pada 2010, sehingga singkatannya menjadi BRICS.

Tahun ini, kelompok tersebut melakukan perluasan keanggotaan, dengan masuknya Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Namun. Arab Saudi dilaporkan belum meresmikan keanggotaannya, meski telah mengambil bagian dalam berbagai pertemuan BRICS.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE