Malaysia Bakal Investasi di IKN, PM Anwar: Dekat Sabah dan Sarawak
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa negaranya akan berinvestasi dalam pengembangan ibu kota baru Indonesia di pulau Kalimantan.
IDXChannel - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan bahwa negaranya akan berinvestasi dalam pengembangan ibu kota baru Indonesia di pulau Kalimantan.
Anwar melakukan perjalanan luar negeri pertamanya ke Jakarta sejak menjabat pada November, dengan mengatakan setidaknya 10 perusahaan Malaysia telah berkomitmen untuk berinvestasi di Nusantara, ibu kota baru yang dipilih pada 2019 untuk menggantikan Jakarta, sekitar 2.000 kilometer (1.240 mil) jauhnya.
Kota berpenduduk sekitar 10 juta jiwa di pulau utama Jawa yang padat penduduk ini telah tenggelam akibat degradasi lingkungan dan kepadatan penduduk. Penyebab utamanya adalah ekstraksi air tanah yang tidak terkendali yang diperburuk oleh naiknya permukaan Laut Jawa.
Anwar mengutip kedekatan Nusantara dengan negara bagian Sabah dan Sarawak Malaysia serta wilayah federal di pulau Kalimantan, dengan mengatakan pertumbuhan ibu kota baru akan menguntungkan ekonomi kawasan itu.
Pembangunan Nusantara tahap pertama dimulai pada Maret tahun lalu, dan diharapkan selesai pada 2045.
Anwar dan Presiden RI Joko Widodo juga menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama ekonomi yang diperkirakan bernilai 263 juta dolar AS.
Dilansir melalui APNews, Selasa (10/1/2023), Anwar tiba di Jakarta pada hari Minggu dengan delegasi yang mencakup Menteri Luar Negeri Zambry Abdul Kadir, yang mengadakan pembicaraan terpisah dengan mitranya dari Indonesia, Retno Marsudi, pekan lalu.
Kedua belah pihak juga membahas masalah demarkasi perbatasan darat dan maritim, serta ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia, yang telah lama dilanda kasus perdagangan manusia dan pelecehan.
Data pemerintah Indonesia menunjukkan lebih dari 50 persen orang Indonesia yang bekerja di luar negeri, atau sekitar 1,6 juta, berada di Malaysia.
Widodo menyambut baik komitmen Anwar untuk melindungi pekerja migran, dan menegaskan kembali permintaannya kepada Malaysia untuk juga memberikan pendidikan bagi anak-anak pekerja.
Kedua pemimpin juga membahas situasi di Myanmar yang dikuasai militer dan upaya bersama untuk mengatasi ekspor minyak sawit mereka.
Indonesia dan Malaysia menyumbang 85 persen dari produksi minyak sawit global, yang memainkan peran penting dalam pemulihan ekonomi mereka. Tetapi mereka terhambat oleh Uni Eropa, yang mereka katakan menguntungkan produsen minyak nabati lainnya.
Anwar dikenal luas di Indonesia sebagai juara demokrasi di Malaysia sejak ia adalah mantan wakil perdana menteri, yang pemecatan dan pemenjaraannya pada 1990-an menyebabkan protes jalanan besar-besaran dan gerakan reformasi yang naik menjadi kekuatan politik utama. Ia sudah sering berkunjung ke Indonesia saat menjadi pemimpin oposisi.
"Indonesia memiliki tempat khusus di hati saya," katanya dalam konferensi pers bersama Widodo. "Saya berada dalam situasi yang sulit, hidup saya terombang-ambing dalam penderitaan, Indonesia menyambut saya sebagai teman sejati."
(DKH)