Malaysia dan Singapura Keluhkan Karhutla, Jokowi: Tak Hanya Terjadi di Indonesia
Jokowi menegaskan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin dalam mengendalikan kondisi tersebut.
IDXChannel - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia telah memantik keluhan dari sejumlah negara tetangga.
Beberapa di antaranya, adalah Malaysia dan Singapura, yang mengeluh bahwa karhutla tersebut telah menyebabkan polusi udara yang kian memburuk di wilayahnya.
Atas keluhan tersebut, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pun menyampaikan tanggapannya.
Menurut Jokowi, peristiwa terjadinya kebakaran hutan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara-negara lain, sebagai akibat dari terjadinya kemarau panjang.
Jokowi menyebut, kemarau panjang tahun ini menyebabkan cuaca panas melebihi dari batas suhu normal.
Karenanya, Jokowi menegaskan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin dalam mengendalikan kondisi tersebut.
"Tidak hanya di Indonesia, kebakaran hutan itu terjadi. Di Amerika Serikat, di Kanada (juga terjadi kebakaran hutan), dan kita di sini bisa mengendalikan lah. Coba bandingkan dengan (peristiwa kebakaran hutan pada) 2015, masih jauh sekali," ujar Jokowi, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10/2023).
Jokowi menjelaskan, pihaknya juga telah memerintahkan TNI dan Polri untuk turut membantu dalam penanggulangan masalah kebakaran hutan di Indonesia.
"Tapi memang yang kebakaran, pasti mengeluarkan asap. Asapnya itu kalau terkena angin, ya bisa ke mana-mana. Yang terpenting, Saya sudah perintahkan kepada Panglima (TNI), Kapolri, dan Pemda untuk segara menangani, sekecil apapun titik api, sehingga tidak membesar," tutur Jokowi.
Sementara, Pemerintah Malaysia telah mengirimkan surat kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya menyelesaikan masalah kabut asap lintas batas yang berdampak pada negara tersebut.
Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim (NRECC) Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad, mengatakan bahwa surat telah dikirimkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya Bakar.
Pengiriman surat disebut Nik sebagai tindak lanjut atas terjadinya masalah kabut asap yang melibatkan kedua negara.
Surat tersebut dikirim menyusul pernyataan Perdana Menteri Anwar Ibrahim, yang mengaku telah menginstruksikan Nik Nazmi untuk berkoordinasi dengan rekan-rekannya di ASEAN demi menyelesaikan masalah kabut asap lintas batas.
"Kami telah mengirimkan surat kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia mengenai masalah (kabut lintas batas) menyusul pernyataan Perdana Menteri kemarin," ujar Nik, sebagaimana dilansir New Straits Times.
Menurut Nik, seluruh negara ASEAN termasuk Indonesia telah menandatangani Perjanjian ASEAN tentang Polusi Asap Lintas Batas pada tahun 2002.
Perjanjian tersebut merupakan perjanjian lingkungan hidup yang mengikat secara hukum oleh negara-negara anggota ASEAN untuk mengurangi polusi asap di Asia Tenggara.
Perjanjian tersebut mengakui bahwa polusi asap lintas batas yang diakibatkan oleh kebakaran lahan dan atau hutan harus dimitigasi melalui upaya nasional dan kerja sama internasional.
Rabu lalu, hanya dua wilayah—Sri Aman dan IPD Serian di Sarawak—yang Indeks Pencemaran Udara (API) terbaca tidak sehat, masing-masing sebesar 115 dan 101. (TSA)