ECONOMICS

Mandiri (BMRI) Optimistis Ekonomi Tumbuh saat Suku Bunga Naik dan Rupiah Melemah

Anggie Ariesta 30/10/2023 19:47 WIB

Bank Mandiri (BMRI) optimistis ekonomi tumbuh di tengah kenaikan suku bunga dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Mandiri (BMRI) Optimistis Ekonomi Tumbuh saat Suku Bunga Naik dan Rupiah Melemah. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) buka-bukaan terkait dampak kebijakan menaikkan suku bunga Bank Indonesia (BI) 7-Day (Reverse) Repo Rate dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan kenaikan suku bunga dilakukan untuk mengantisipasi fluktuasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Karena kita pahami bahwa sebelumnya 5,75% ditingkatkan 25 basis poin menjadi 6%, tentunya ini memperlebar interest rate differential antara fund rate dan BI7DRR," ujar Darmawan dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023 di Jakarta, Senin (30/10/2023).

"Meski begitu, kami juga melihat kondisi perekonomian Indonesia sepanjang semester I 2023 khususnya, kita optimis peluang pertumbuhan masih terus terbuka," imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Darmawan, Bank Mandiri memproyeksikan bisnis masih akan tetap tumbuh mengingat secara umum perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung rencana aksi bisnis dalam bentuk kredit.

"Kebijakan ini juga berpotensi mendorong penyaluran kredit pada beberapa sektor prioritas dan tentunya dengan demikian kami memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan nasional masih dapat mencapai kisaran 9% sampai dengan akhir tahun," jelasnya.

Terkait portofolio valuta asing, Bank Mandiri menyebut volatilitas pasar spot dolar rupiah yang terjadi lebih disebabkan oleh faktor global terutama terhadap suku bunga Amerika Serikat yang masih akan terus meningkat beberapa waktu ke depan dan juga mempertimbangkan krisis geopolitik di Timur Tengah akhir-akhir ini.

"Namun demikian kami melihat bahwa dampak ekonomi domestik akan relatif terbatas karena fundamental perekonomian Indonesia yang baik dan kita juga berada di penghujung akhir tahun 2023 tinggal kira-kira 2 bulan lagi," ungkap Darmawan.

Sedangkan di sisi banking sector, pelemahan rupiah memang berpotensi meningkatkan risiko kredit pada debitur dengan pinjaman dalam valuta asing. "Karena secara ekuivalen rupiah nilai kewajiban debitur menjadi semakin besar tetapi kami sudah memperhitungkan bahwa cash flow-nya pun dalam valas," katanya.

Sebagai langkah antisipatif Bank Mandiri memiliki early warning system untuk mendeteksi potensi penurunan kinerja debitur. Selain itu, pihaknya mendorong pertumbuhan kredit rupiah.

“Oleh karenanya pertumbuhan kredit rupiah secara bank only lebih tinggi dibandingkan kredit valas yang mencapai 13,1% secara yoy," kata Darmawan.

(FRI)

SHARE