Manfaatkan Teknologi, UMKM di Malang Raup Untung Dua Kali Lipat
Pelaku UMKM jenis toko kelontong di Malang meraih keuntungan dua kali lipat setelah menerapkan teknologi dalam menjalankan usahanya.
IDXChannel - Pelaku UMKM jenis toko kelontong milik warga Desa Karangduren, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang bernama Khusnia Fatmawati (36) meraih keuntungan dua kali lipat setelah menerapkan teknologi dalam menjalankan usahanya.
Menurut Nia, sapaan akrabnya dahulu sebelum memanfaatkan teknologi bekerja sama dengan salah satu e-commerce, tokonya hanya menjual kebutuhan sehari-hari. Tawaran dari salah satu temannya pada 2019 untuk bisa memanfaatkan perkembangan teknologi start-up menjadikannya tertarik.
"Ditawari teman, tertarik terus belajar sendiri. Gabung 25 Januari 2019, sewaktu gabung itu terus didampingi jadi masih belajar lagi," kata Khusnia Fatmawati, pada acara Spesial Kumpul Juwara (SKJ) Mitra Bukalapak, pada Sabtu (11/3/2023).
Nia menyatakan, sejak awal merintis toko kelontong di Desa Karangduren, warisan ibunya dengan berdagang grosir sejumlah barang kebutuhan sehari-hari. Letak lokasi warung yang tak jauh dari permukiman warga menguntungkannya. Apalagi warga sekitar berbelanja kebutuhan rumah tangga dengan harga yang terjangkau, tanpa harus jauh-jauh ke kota.
"Warung saya lumayan ramai karena warga kalau belanja tidak perlu jauh-jauh ke kota, di warung ini kebutuhan sehari-hari kami lengkapi," bebernya.
Lambat laun bergabungnya Nia dalam salah satu e-commerce dengan memanfaatkan platform start-up menjadikan layanan yang ditawarkan warungnya kian bervariasi. Bahkan melalui warungnya kini masyarakat sekitar bisa membeli pulsa, paket data, mengirimkan uang, hingga kebutuhan transaksi digital lainnya.
"Sebelum gabung mitra, saya beli pulsa di konter, bayar token listrik PDAM juga jauh, sekarang bayar tagihan listrik, pulsa, paket data, juga bisa disini, warga sekitar kalau sekarang ngirim uang tidak jauh-jauh ke bank, cukup di warung saya saja, penambahan produk dulu grosir saja, sekarang ada virtualnya," jelasnya.
Tak pelak variasi layanan yang tersedia di warungnya membuat omzet pendapatan warungnya melonjak dua kali lipat. Ketika warung masih melayani pembelian kebutuhan sehari-hari ia hanya menghasilkan Rp 20 juta, kini dengan melayani berbagai item transaksi digital menjadikan pendapatannya naik dua kali lipat.
"Dulu sebelum gabung omzetnya 20 jutaan, dari awal memang jualan kebutuhan grosir, sekarang setelah gabung Mitra Bukalapak jadi 50 juta, karena bisa transaksi digital. Jadi dua - duanya seimbang antara grosir dan virtual saling melengkapi," ujar ibu satu anak ini.
Keuntungan lain pun ia dapat ketika akan membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari atau kulakan ke distributor atau agen, tak perlu ia harus mendatangi lokasi itu. Kini barang dagangan yang dijual Nia sudah langsung dikirim ke warungnya, tanpa perlu ia harus kulakan.
"Sekarang dengan mitra barangnya diantar, barangnya sekarang diantar sampai rumah, tidak perlu kulakan beli ke distributor kayak dulu, sekarang di rumah sudah barang langsung datang," terangnya.
Sedangkan pelaku UMKM lain di Malang Liya Wahyuningsih, juga mendapat banyak wawasan terkait pengelolaan bisnis lewat Komunitas Juwara yang dikelola Mitra Bukalapak. Pengetahuan mendasar terkait cara memperluas jangkauan, dan menarik pelanggan menjadi bekal kesuksesannya dalam mempromosikan berbagai produk virtual di warungnya seperti pulsa, token listrik, tagihan PDAM, juga pengisian e-wallet atau dompet digital.
“Materi-materi edukasi yang diberikan di SKJ, misalnya terkait branding, promosi, pembuatan konten, dan strategi mengatur keuangan, bisa saya terapkan langsung ke warung. Sekarang warung saya terkenal di kalangan pelanggan karena nyaman, tidak perlu antri, dan harganya bisa bersaing dengan minimarket,” ungkap Liya.
Transformasi warung konvensional menjadi modern menjadikan pendapatannya juga meningkat hingga tiga kali lipat dari sebelumnya. Dari peningkatan pendapatan ini, Liya bisa meraih pencapaian lainnya seperti merenovasi dan memperluas warungnya, serta membeli sepeda motor untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, Becquini Akbar selaku VP Mitra Operations & Commerce, Mitra Bukalapak menyatakan, program edukasi dan pengembangan brand bisnis menjadikan upaya agar menguatkan pelaku UMKM, yang menjadi salah satu tumpuan ekonomi nasional saat ini. Apalagi di tengah gempuran industri ritel berskala besar, keterbatasan permodalan, infrastruktur, dan cara menumbuhkan bisnis menjadi persoalan yang dihadapi pelaku UMKM jenis warung dan toko kelontong.
"Kami juga memberikan wadah edukasi sekaligus ruang berjejaring lewat Komunitas Juwara. Kami percaya hal ini bisa menjadi jalan bagi para Mitra untuk mengembangkan bisnisnya. Salah satu bentuk edukasi yang kami fasilitasi yaitu asistensi dari Mitra untuk Mitra, sehingga mereka bisa berbagi ilmu terkait pengelolaan stok barang, keuangan, serta branding untuk meningkatkan pendapatan warung," kata Becquini Akbar.
Pertumbuhan mitra UMKM pun tumbuh pesat sejak Desember 2021 yang hanya 11 juta pengguna. Di kuarter 2022 saja sudah 15,2 juta mitra di lebih 200 kota kabupaten di Indonesia, dengan daerah terpencil seperti Aceh, Papua juga sudah ada," paparnya.
Inovasi banyaknya layanan yang diberikan menjadikan mitra dari pelaku UMKM tumbuh pesat bergabung dengan anak perusahaan Bukalapak ini. Total ada 42 jenis pelayanan virtual yang bisa dimanfaatkan di warung, toko kelontong, atau pelaku UMKM lainnya.
"Sasaran kami untuk area yang berbelanja grosir agak jauh, ngambil uang agak jauh. Itu kami yang terbesar virtual produk, kayak beli pulsa, beli paket data, kirim uang, baru yang ketiga grosir," tutupnya. (RRD)