ECONOMICS

Manfaatkan VR, Wamenparekraf: Bali Digital Fashion Week Jadi Terobosan Baru RI

Taufan Sukma/IDX Channel 11/12/2022 20:36 WIB

Angela menyebut bahwa hadirnya BDFW 2022 juga bakal menjadi ajang digital fashion week pertama di Indonesia, bahkan di kawasan Asia.

Manfaatkan VR, Wamenparekraf: Bali Digital Fashion Week Jadi Terobosan Baru RI (foto: MNC Media)

IDXChannel - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif(Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo, menyatakan bahwa penyelenggaraan Bali Digital Fashion Week (BDFW) 2022 pada 10 hingga 16 Desember 2022 menjadi terobosan baru dalam industri fashion di Indonesia.

Penilaian tersebut, diantaranya, didasarkan pada pemanfaatan teknologi Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) Experience, NFT, dan metaverse, dalam proses penyelenggaraan acara tersebut.

Dalam sambutannya, Angela menyebut bahwa hadirnya BDFW 2022 juga bakal menjadi ajang digital fashion week pertama di Indonesia, bahkan di kawasan Asia.

Karenanya, sosok yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wakabaparekraf) itu mengapresiasi atas inisiasi MAJALABS dan Indonesia Cities Creative Network (ICCN). 

“Ini merupakan suatu terobosan baru dalam dunia fashion Tanah Air, serta menjadi bentuk karya kreatif dan inovasi yang dipertemukan dengan teknologi blockchain. Sehingga harapannya bisa melindungi hak cipta dan memberikan royalti yang berkesinambungan kepada para kreator,” ujar Angela.

Digital fashion juga menunjukkan potensi pelestarian budaya di dunia maya tanpa batas geografis. Dan pemasaran melalui metaverse memiliki potensi yang sangat besar kedepan.

Bloomberg memproyeksikan metaverse akan menjadi masa depan internet dengan nilai yang ditaksir mencapai 800 miliar dolar AS pada 2024. 

Dan di tahun 2026 diperkirakan akan ada 25 persen dari populasi dunia yang bakal menghabiskan setidaknya satu jam dalam sehari di metaverse. 

“Kita bahkan bisa mengenalkan batik kepada dunia melalui desain skin di game dan lain sebagainya. Seperti contoh avatar saya yang super keren sekali memakai digital fashion dress bermotif batik karya kolaboratif MAJALABS bersama ICCN,” tutur Angela. 

Digital fashion juga hadir sebagai solusi penanganan limbah fashion. Limbah tekstil industri fashion di Indonesia sudah mencapai 2,3 juta ton atau setara dengan 12 persen dari limbah rumah tangga di tahun 2021. Sedangkan hanya 0,3 juta ton limbah tekstil yang bisa terdaur ulang. 

“Digital fashion diharapkan bisa mengurangi waste yang dihasilkan industri saat tahap produksi. Dengan cara apa? Dengan mengurangi konsumsi air, zat kimia, dan penggunaan bahan baku kain secara total,” ungkap Angela. 

Hal ini, dikatakan Angela, tentunya sejalan dengan tujuan diselenggarakannya BDFW 2022 sebagai ajang kampanye untuk menyuarakan dampak industri fashion pada lingkungan, serta peluang dari digital fashion itu sendiri. 

Terlepas dari semua potensinya, saat ini pengembangan teknologi digital fashionn juga menghadapi berbagai tantangan, terutama dari segi pendanaan dan juga dari segi SDM. 

Karena itu, ke depannya, seluruh pemangku kepentingan perlu bekerja sama meningkatkan jumlah digital talent dan juga meningkatkan pemahaman tentang manfaat industri fashion Tanah Air dari sisi ekonomi maupun lingkungan kepada seluruh stakeholders terkait. (TSA)

SHARE