ECONOMICS

Mari Elka: Krisis Iklim Bisa Pangkas Ekonomi RI hingga 5 Persen di 2060

Selfie Miftahul Jannah 08/09/2023 13:23 WIB

Cuaca ekstrem imbas perubahan iklim mulai memberikan dampak negatif. Isu tersebut sangat mendesak untuk dicarikan jaln keluarnya. 

Mari Elka: Krisis Iklim Bisa Pangkas Ekonomi RI hingga 5 Persen di 2060. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Cuaca ekstrem imbas perubahan iklim mulai memberikan dampak negatif. Isu tersebut sangat mendesak untuk dicarikan jaln keluarnya. 

Special Envoy Global Blended Finance Alliance Mari Elka Pangestu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi sebuah negara akan mengalami kemerosotan jika terus menunda langkah untuk memerangi krisis iklim.

"Intinya yang saya mau sampaikan adalah, sangat penting untuk kita melakukan aksi terhadap perubahan iklim, karena kalau enggak biayanya itu sangat tinggi terhadap pertumbuhan. Salah satu estimasinya, adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa turun 1,24 persen di 2030 dan bahkan di 2050-2060 akan lebih besar lagi 3, 4, 5 persen. Jadi, dari segi pertumbuhan saja sudah sangat besar," jelas dia dalam Indonesia Sustainability Forum 2023 Gala Dinner, Jumat  (8/9/2023).

Selain itu, permasalahan polusi juga menyebabkan dampak negatif yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Mari mengungkap, permasalahan polusi yang saat ini terjadi bisa mempengaruhi kualitas lama hidup seseorang.

"Belum lagi dari dampak polusi, kemudian dari disaster yang menyebabkan coast yang besar. Jadi life expectasy, lama hidup bisa turun 1,2 tahun ya, karena polusi dan sebagainya, karena costnya itu sangat besar jadi saya rasa kita yang saat ini tengah menghadpi itu," kata dia.

Mari menjelaskan, saat ini pemerintah Indonesia tengah menyejar target untuk menurunkan emisi karbon dengan kebijakan yang lebih berani dan lebih cepat dibandingkan yang sebelumnya.

"Kita menggunakan rencana jangka panjang yang jelas. Kalau kita ingin, ada dana yang masuk terutama dari swasta, swasta membutuhkan kredibilitas, kepastian karena kita bicara mengenai proyek jangka panjang ya. Jadi kalau tanpa ada dasar kebijakan revormasi revolusi yang jelas, sehingga swasta bisa melakuka hitung hitungannya. goalnya berapa returnnya berapa, itu sulit  untuk mengumpulkan dana yang diperlukan untuk mencapai ambisi tersebut," jelas dia. 

Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini Indonesia sudah memiliki target net zero emmision di 2060. Bahkan rencana tersebut harus sudah bisa tercapai lebih awal. 

Untuk mewujudkan hal tersebut transisi energi merupakan strategi yang paling tepat agar pertumbuhan ekonomi tidak teganggu n permasalahan emisi karbon bisa teratasi.

"Nah transisi energi ini merupakan [strategi] yang paling besar ya (solusi) terhadap CO2 emision Indonesia, jadi kalau kita sudah berhasil di sana itu sudah ada dampak yang besar ya, khususnya untu energi transisi, itu kita sudah memiliki apa yang disebut sebagai country platform," kata dia.

"Ini adalah Indonesia energy transision platform yang sudah ada perubahan regulasi di dalamnya. Beberapa pembahasan ya bagaimana kita membawa dana dari pemerintah, dari ADB dari world bank kemudian ada dari private sector unuk masuk nah ini yang disebut sebagai blended finance," pungkasnya. (SLF)

SHARE