ECONOMICS

Masalah UMKM Kurang Networking, Mendag: Pemerintah Siap Bantu dan Dukung

Anggie Ariesta 28/10/2021 20:36 WIB

Mendag Muhammad Lutfi sebut pemerintah siap bantu UMKM hadapi permasalahan, termasuk soal networking, dana, juga kurang adaptasi.

Masalah UMKM Kurang Networking, Mendag: Pemerintah Siap Bantu dan Dukung (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan perjuangan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih belum berhenti dengan tiga permasalahan utama yaitu kurang pengalaman jadi kurang bisa beradaptasi, kurang jaringan atau networking, dan kurang pendanaannya.

"Ketiga hal ini membuat UMKM di Indonesia meskipun besar namun kurang berdaya saing. Untuk itu perlu dibina, dijadikan satu supaya menjadi satu kekuatan,” kata Mendag di Jakarta, Kamis (28/10/2021).

Maka itu, Kementerian Perdagangan merasa bangga atas pencapaian hari ini dalam launching situs inaproduct.com, sebab berisikan direktori produk Indonesia yang juga diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki.

“Untuk itu kami dari Kementerian Perdagangan merasa sangat terhormat hari ini bersama-sama Pak Teten dan inaproduk untuk menjembatani permasalahan networking dan mudah-mudahan dapat menjual produk UMKM lebih baik dan lebih dikenal," kata Mendag Lutfi.

Menurut Mendag, perdagangan bukan hanya supplier side tapi juga kekuatan demand market. Hal ini perlu dikelola juga dengan dua hal yang akan dikerjasamakan antara Kementerian Koperasi dan UKM dan Kemendag yaitu bagaimana membina pasar industri halal kita (makanan, minuman, kosmetik) dan Jakarta sebagai kiblat fashion Islam dunia.

Semua orang tahu bahwa UMKM menjadi tulang punggung ekonomi nasional tapi memang masih banyak catatan kelemahannya tapi ada kelebihannya yaitu tahan banting. Dari berbagai krisis ke krisis UMKM lah yang bisa menyelamatkan ekonomi nasional.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan, semoga UMKM kita kedepan dapat semakin produktif, punya daya saing dan dengan adanya inaproduk ini, sebab UMKM ini semakin mudah untuk terhubung ke pembeli di seluruh negara.

“Karena itu direktori digital produk produk Indonesia menjadi penting untuk menghubungkan buyer dengan produsen UMKM yang berada di berbagai pelosok ke daerah kita. Kami juga sedang mendorong ekosistem bisnis yang kondusif termasuk business matching, pelatihan, pameran offline dan online,” kata Teten.

Teten menambahkan, target Indonesia dalam tahun 2024, 30 juta UMKM kita terhubung ke ekosistem digital, saat ini sudah 16,4 juta atau 25,6%, menurut data idea per September 2021. Transaksi di e-commerce selama masa pandemi naik 54% jadi sekitar 3 juta transaksi per harinya.

Lalu pendapatan ekonomi digital USD4 miliar atau setara Rp 640 Triliun juga masih di tengah pandemi, dan potensi ekonomi digital kita sangat besar pada tahun 2025 sangat besar Rp1.700 triliun jangan sampai ini juga dimanfaatkan oleh produk luar.

"Karena itu perlu upaya bersama agar potensi ekonomi digital ini dapat dikuasai oleh produk – produk dalam negeri," katanya.

Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM, Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting menyampaikan, mengenai penggunaan produk lokal atau dalam negeri, perlu dioptimalkan karena mengingat manfaatnya yang amat besar bagi negara kita. Diantaranya dalam hal peningkatan ekonomi dan memperluas lapangan kerja termasuk menghemat devisa.

"Untuk itu, pemerintah juga konsen dalam menghadirkan beberapa kebijakan atau program dalam upaya optimalisasi penggunaan produk buatan Indonesia, misalnya melalui preferensi harga dalam proses pengadaan untuk produk dengan TKDN minimal 25% dan juga melalui program “Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia” atau kita sebut GERNASBBI," pungkas Loto Srinaita. 

(IND) 

SHARE