ECONOMICS

Masih Terdampak PMK, Produksi Susu di Jabar Turun 40 Ton per Hari 

Agung Bakti Sarasa 15/09/2022 17:53 WIB

Dalam kondisi normal, produksi susu di Jabar mencapai 340 ton per hari. Namun, kini produksi susu maksimal hanya 300 ton per hari. 

Masih Terdampak PMK, Produksi Susu di Jabar Turun 40 Ton per Hari. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) hewan ternak yang belum usai di Jawa Barat (Jabar) mengakibatkan penurunan produksi susu hingga 40 ton per hari. 

Kepala Dinas Ketahanan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar, Arifin Soendjajana, mengungkapkan dalam kondisi normal, produksi susu di Jabar mencapai 340 ton per hari. Namun, kini produksi susu maksimal hanya 300 ton per hari. 

"Walaupun sudah ada penyembuhan, sudah ada recovery, produksi susu kita tetap turun sekitar 40 ton per hari dari produksi satu hari itu (normal) di angka 340 ton," ungkap Arifin di Bandung, Kamis (15/9/2022). 

Terkait upaya pemulihan, pihaknya terus melakukan vaksinasi pada sapi perah milik produsen susu. 

"Hanya saja ini butuh waktu. Kita terus lakukan recovery-nya dengan melakukan penambahan vitamin, obat, sehingga produksi dari sapi perah ini juga bisa segera pulih," terangnya. 

Hingga kini, capaian vaksin anti-PMK di Jabar untuk dosis 1 dan 2 sudah mencapai 160.170 dosis.

Arifin juga memastikan wabah PMK di Jabar kini mulai melandai. Bahkan, kasus sapi terkonfirmasi PMK kini tersisa hanya 5% dari total populasi sapi di provinsi tersebut.

"Kalau peningkatan kasus tidak ada, sekarang posisinya kasus aktif di Jabar cuma tinggal 5% atau setara dengan sekitar 4.000-an dari yang asalnya terkonfirmasi sekitar 50.000. Jadi, kesembuhan kita sudah 80%," katanya. 

Arifin menjabarkan dari 40.000 sapi yang terkonfirmasi positif PMK, ribuan di antaranya berada di wilayah produsen susu besar di Jabar, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Kuningan. 

"Paling besar di Kabupaten Bandung, itu di atas 1.000. Kemudian Sumedang, Indramayu, Tasikmalaya, Kuningan. Itu angkanya masih cukup tinggi, di atas 200 an. Nah kalau yang lainnya sudah ada delapan kota yang zero kasus," tandasnya. (NIA)

SHARE