Masih Tutup Perbatasan, FAO Prediksi Krisis Pangan Korut Akan Lebih Parah Bulan Depan
Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu diperkirakan hanya akan menghasilkan tanaman pangan hampir rata-rata sekitar 5,6 juta ton.
IDXChannel - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melaporkan, Korea Utara diperkirakan akan memasuki krisis pangan yang lebih parah pada bulan depan. Negara tersebut diprediksi bakal menghadapi kekurangan pangan 860.000 ton di tahun ini.
Negara yang dipimpin Kim Jong-un itu diperkirakan hanya akan menghasilkan tanaman pangan hampir rata-rata sekitar 5,6 juta ton.
"Dengan impor komersial yang secara resmi direncanakan sebanyak 205.000 ton, kekurangan pangan yang tidak terungkap diperkirakan sekitar 860.000 ton," tulis laporan itu, dikutip dari Newsweek, Kamis (8/7/2021).
Jika kekurangan pangan tersebut tidak bisa dipenuhi dari impor komersial atau bantuan pangan, maka Korea Utara akan mengalami masa paceklik yang berat pada Agustus hingga Oktober 2021.
Anggota Sistem Informasi Global dan Peringatan Dini FAO PBB Mario Zappacosta menulis dalam sebuah penyataan, jika tidak ada bahan pangan yang masuk ke Korea Utara lewat perdagangan komersial atau bantuan makanan, kekurangan pangan akan terjadi selama periode sebelum panen berikutnya, yang akan dimulai Oktober atau November 2021.
Sementara itu, karena pandemi Covid-19, Korea Utara menutup perbatasannya yang mengakibatkan penurunan perdagangan dengan China.
Data yang dirilis pada Juni oleh China General Administration of Customs (GAC) menunjukkan penurunan tajam impor Korea Utara dari China di tengah pandemi Covid-19. Menurut data, impor Korea Utara dari China pada April lalu tercatat 28,78 juta dolar Amerika Serikat (AS), tetapi jumlah ini turun menjadi 2,7 juta dolar AS pada Mei. Data tersebut juga menunjukkan penurunan ekspor Korea Utara ke China. (TIA)