ECONOMICS

Maskapai Delta Air Lines Rugi Rp8 Triliun Imbas Gangguan IT, Siap Tuntut CrowdStrike

Rahmat Fiansyah 01/08/2024 15:37 WIB

Delta Air Lines menderita kerugian USD500 juta atau setara Rp8 triliun imbas gangguan sistem IT yang dikelola oleh Microsoft dan CrowdStrike.

Maskapai Delta Air Lines Rugi Rp8 Triliun Imbas Gangguan IT, Siap Tuntut CrowdStrike. (Foto: Reuters)

IDXChannel - Maskapai penerbangan asal AS, Delta Air Lines menderita kerugian USD500 juta atau setara Rp8 triliun imbas gangguan sistem teknologi informasi (IT) yang dikelola Microsoft dan Crowdstrike.

CEO Delta Air Lines Ed Bastian menyebut, gangguan IT yang terjadi pada bulan Juli lalu itu telah mengganggu ribuan jadwal penerbangan sehingga menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dolar AS.

"Anda tidak bisa datang begitu saja kepada layanan beroperasi 24 jam seminggu lalu mengatakan kami memiliki bug," kata Bastian dikutip dari Financial Times, Kamis (1/8/2024).

Microsoft sebelumnya memperkirakan sekitar 8,5 juta pengguna Windows terdampak akibat gangguan IT yang disebabkan kesalahan update sistem CrowdStrike. Banyak layanan terganggu mulai dari jadwal maskapai hingga rumah sakit.

Sistem IT Delta pulih lebih lama dibanding maskapai-maskapai lainnya sehingga mendorong penyelidikan dair Kementerian Transportasi AS.

Bastian mengungkapkan, CrowdStrike tak memberikan bantuan apapun atas gangguan yang terjadi di Delta. Dia pun berencana menuntut ganti rugi dari CrowdStrike.

Juru Bicara Crowdstrike buka suara terkait keluhan Delta Air Lines soal gangguan sistem IT yang terjadi baru-baru ini. Perusahaan software itu menyatakan, hingga saat ini belum ada tuntutan apapun yang diterima CrowdStrike.

"Kami mengetahui laporan tersebut, tapi tidak tahu apakah ada tuntutan hukum sehingga belum dapat berkomentar lebih jauh," katanya.

Sejumlah maskapai Eropa dilaporkan juga berencana menuntut kompensasi atas gangguan sistem tersebut meski sejauh ini belum ada keputusan yang final.

Delta dan maskapai AS lain terpaksa mengistirahatkan (grounding) seluruh pesawat akibat gangguan IT yang terjadi pada 19 Juli. Jika sistem maskapai lain pulih saat akhir pekan, sistem IT Delta justru baru pulih pada pekan berikutnya sehingga membuat lebih dari 6 ribu jadwal penerbangan dibatalkan.

Maskapai yang bermarkas di Atlanta itu juga dihujani kritik terkait pelayanan konsumen akibat pembatalan tersebut, sehingga mendorong otoritas membuka penyelidikan. Sejumlah laporan menyebut calon penumpang harus menunggu hingga delapan jam untuk menelpon pihak maskapai.

"Semua maskapai lain bisa beroperasi dalam hitungan satu atau dua hari. Sementara Delta tampaknya berbeda, sehingga ini menjadi perhatian khusus bagi kami. Kami tengah menyelidiki soal akuntabilitas (Delta)," kata Menteri Transportasi AS, Pete Buttigieg.

(Rahmat Fiansyah)

SHARE