Masyarakat Jepang Mulai Rasakan Dampak Kenaikan Suku Bunga, Terutama soal Biaya Cicilan
Masyarakat Jepang mulai merasakan dampak dari kenaikan suku bunga yang diterapkan Bank Sentral Jepang (BOJ).
IDXChannel- Masyarakat Jepang mulai merasakan dampak dari kenaikan suku bunga yang diterapkan Bank Sentral Jepang (BOJ). BOJ menaikan suku bunga menjadi 0,5 persen.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (30/1/2024), banyak warga Jepang yang berkomentar negatif di media sosial soal kenaikan suku bunga tersebut.
Warga Jepang khawatir mengenai pinjaman perumahan hingga inflasi. Isu-isu tersebut secara langsung mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Hal itu diungkap oleh perusahan analisisis TDAI Lab. CEO TDAI Lab, Tomoki Fukuma mengatakan kenaikan suku bunga minggu lalu banyak mendapat respons negatif dibanding kenaikan sebelumnya.
Dia menunjukkan kenaikan suku bunga BOJ memiliki dampak yang lebih kuat pada kehidupan sehari-hari masyarakat. Meskipun efek dari kenaikan suku bunga belum menghasilkan oposisi yang dapat membuat para pembuat kebijakan berpikir dua kali untuk mengambil tindakan.
Namun, pemerintah dan bank sentral kemungkinan akan terus mengawasi sentimen publik atas pergerakan suku bunga.
"Setelah kenaikan terakhir, orang-orang sebagian besar berfokus pada diskusi tentang dampak langsung dan spesifik dari kenaikan suku bunga terhadap kehidupan pribadi mereka, seperti inflasi dan pembayaran cicilan rumah," kata Fukuma.
"Meskipun sentimen secara keseluruhan terhadap kenaikan suku bunga tidak banyak berubah, masyarakat sekarang lebih memperhatikan bagaimana kebijakan ini berdampak pada kehidupan sehari-hari mereka," ujarnya.
Kenaikan suku bunga dari BOJ menjadi 0,5 persen, tersebut merupakan level tertinggi sejak 2008. Fukuma menyebut sumber utama dari kecemasan ini adalah tentang pembayaran cicilan rumah yang kemungkinan menjadi lebih tinggi.
Sebuah laporan terpisah dari Mizuho Research and Technologies menunjukkan bahwa dampaknya terhadap rumah tangga masih relatif terbatas. Rumah tangga yang lebih muda atau yang berusia 39 tahun ke bawah diperkirakan akan menghadapi beban terbesar.
Beban itu berupa kerugian rata-rata sekitar 40.000 yen Jepang per tahun, terutama karena kenaikan biaya hipotek.
Untuk itu, BOJ harus berhati-hati jika ingin kembali naikan suku bunga. BOJ harus memperhatikan tingkat inflasi hingga pertumbuhan upah.