Mau Digabung, Pegadaian, BRI dan PMN Merapat ke DPR
Kementerian BUMN akan membentuk Holding Ultra Mikro dengan menggabungkan tiga BUMN, yakni BRI, Pegadaian dan PNM.
IDXChannel - Kementerian BUMN akan membentuk Holding Ultra Mikro dengan menggabungkan tiga BUMN yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Untuk membahas rencana tersebut, hari ini Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) untuk membahas rencana tersebut.
Pertemuan tersebut merupakan RDP lanjutan yang pernah digelar pada 8 Februari 2021 lalu. Di mana, anggota komisi XI dan direksi ketiga perseroan membahas perihal pokok pikiran terkait rencana pembentukan Holding Ultra Mikro. Tema serupa pun dijadwalkan dilanjutkan siang ini.
"Rapat Dengar Pendapat dengan Dirut PT BRI (Persero) Tbk, Dirut PT Pegadaian (Persero), dan Dirut PT Permodalan Nasional Madani (Persero), Membahas Pembentukan Holding Ultra Mikro," demikian bunyi keterangannya, Selasa (16/3/2021).
Anggota DPR Komisi XI dari fraksi PDI Perjuangan Dolfie OFP menilai, Pegadaian selama ini sudah berhasil menciptakan produk keuangan yang cepat dalam menjawab semua kebutuhan likuiditas pelaku usaha mikro tersebut.
Sementara PT Permodalan Nasional Madani (PNM) pun dinilai konsisten memberi pendampingan kepada pelaku UMKM dan terus melakukan upaya pemulihan dan pengembangan usaha pelaku mikro yang belum tergarap perbankan.
Dolfie menyebut, BRI sebagai salah satu bank pelat merah terbesar saat ini memiliki kekuatan modal, likuiditas dan teknologi yang kuat untuk mendorong UMKM agar naik kelas.
"Semua karakteristik tersebut akan disinergikan sehingga semua kebutuhan keuangan yang variatif dari pelaku mikro dapat difasilitasi dalam satu holding," katanya.
Karenanya, sinergi tersebut akan mendukung adanya integrasi operasional ketiga institusi ini. Hal itu diyakini dapat membuat kinerja BRI, PNM, dan Pegadaian menjadi lebih optimal dan memberi efisiensi bagi operasional.
Dolfie menjelaskan Komisi XI DPR akan proaktif dalam mengawal pembentukan Holding Ultra Mikro ini. Semua bentuk sinergi dan komunikasi akan dipastikan berjalan dengan lancar sehingga holding baru dapat langsung beroperasi dengan optimal pada masa efektifnya.
Holding Ultra Mikro bertujuan mendukung visi pemerintah dalam memberdayakan usaha ultra mikro, mempercepat laju inklusi keuangan, pembiayaan berkelanjutan, serta menyasar 57 juta pelaku usaha ultra mikro yang mayoritas belum tersentuh layanan perbankan.
Melalui integrasi ekosistem, rasio pelaku usaha ultra mikro yang tidak terlayani lembaga keuangan formal dapat diturunkan dari 68 persen pada 2018 menjadi 42 persen pada 2024.
Di tempat terpisah, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai BRI selaku pemimpin dalam holding ini memiliki kepercayaan investor yang besar dengan kapitalisasi pasar Rp583 triliun.
"Kemampuan BRI itu sangat besar untuk pengembangan segmen UMKM. Kemampuannya untuk melakukan transformasi pada Pegadaian dan PNM pun juga sangat besar juga," katanya.
Dia menjelaskan proses pembentukan holding ultra mikro pada intinya akan memberi manfaat ke banyak pihak. Bagi BRI, menurut Nafan, hal ini akan membantu percepatan ekspansi pembiayaan UMKM sehingga sektor ini dapat menjalankan peran dan meningkatkan kapasitasnya dalam perekonomian.
Bagi Pegadaian dan PNM, jelas Nafan, holding akan membuat struktur lembaganya menjadi lebih kuat. Sumber daya manusia (SDM) dan sistem informasi yang dimiliki keduanya tentu akan meningkat seiring dengan integrasi BRI. Integrasi serta karakteristik yang beragam akan membuat solusi keuangan bagi pelaku usaha mikro semakin lengkap dan murah.
Adapun bagi pelaku UMKM, Nafan berpendapat efisiensi yang dihasilkan dari aksi korporasi ini tentu akan ditransmisikan ke suku bunga pembiayaan nasabah UMKM.
"Proses operasional pembiayaan pun akan lebih cepat dan mudah lataran integrasi data ke depannya," tutut Nafan. (RAMA)