Mau Ekonomi Tumbuh 8 Persen? RI Butuh Nilai Investasi Segini hingga 2029
Kementerian PPN/Bappenas melaporkan Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp47.587,3 triliun hingga 2029 mendatang.
IDXChannel - Kementerian PPN/Bappenas melaporkan Indonesia membutuhkan investasi sebesar Rp47.587,3 triliun hingga 2029 mendatang. Hal ini guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8 persen.
Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Kementerian PPN/Bappenas Raden Siliwanti mengatakan, jika dibagi lima tahun, maka kebutuhan investasi Indonesia sebesar Rp9.517 triliun per tahun. Total kebutuhan investasi itu akan dicari dari berbagai sumber, mulai dari pemerintah, BUMN, hingga swasta.
"Total kebutuhan investasi selama lima tahun ke depan 2025-2029 adalah sekitar Rp47.587,3 triliun, atau secara rerata sekitar Rp9.517 triliun per tahun," ujarnya di Jakarta, Rabu (18/12/2024).
Lebih lanjut, Siliwanti menuturkan, sumber kebutuhan investasi jumbo itu terdiri dari investasi pemerintah sebesar 6,9 persen atau sekitar Rp3.282 triliun, investasi BUMN sebesar 6,4 persen atau setara Rp3.027,6 triliun, sedangkan investasi swasta/masyarakat sebesar 86,6 persen atau setara Rp41.277 triliun.
Menurutnya, investasi tersebut diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 8 persen dalam lima tahun ke depan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan sumber pertumbuhan baru yang merata di seluruh Indonesia, dan meningkatkan sisi permintaan yang didukung oleh sektor rill, eksternal, fiskal, moneter, dan keuangan.
Menciptakan sumber pertumbuhan baru, Siliwanti menjelaskan, pemerintah akan meningkatkan produktivitas pertanian untuk ketahanan pangan, hilirisasi dan industrialisasi sektor prioritas, serta industri pertahanan.
"Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru, pariwisata berkualitas, ekonomi baru, ekonomi biru juga diharapkan mampu menciptakan sumber pertumbuhan baru," katanya.
Sedangkan dari sisi upaya peningkatan, pemerintah akan menjaga konsumsi masyarakat dengan membuka lapangan kerja lewat pertumbuhan investasi, dan menjaga daya beli masyarakat. Selain itu, pemerintah akan menjaga iklim investasi, menjaga kebijakan fiskal dan moneter yang adaptif, dan pro pertumbuhan, serta mendorong peran intermediasi keuangan dan innovative financing.
(Dhera Arizona)