McDonald's Cari Cara Tingkatkan Penjualan di Tengah Seruan Boikot
Raksasa makanan cepat saji Barat mencari cara untuk meningkatkan penjualan di tengah menurunnya permintaan dan ramainya seruan boikot.
IDXChannel - Raksasa makanan cepat saji Barat mencari cara untuk meningkatkan penjualan di tengah menurunnya permintaan dan ramainya seruan boikot.
Dilansir dari Reuters pada Kamis (2/5/2024), McDonald's dan Starbucks mencatat penjualan yang lebih lambat dari perkiraan pada periode Januari-Maret 2024.
"Tidak adanya promosi membuat konsumen beralih ke alternatif lainnya seperti pergi ke restoran yang lebih murah atau bahkan memasak di rumah," kata Razmig Poundardjian, manajer portofolio di Carnegie Investment Counsel.
Banyak mengamat menyarankan McDonald's dan perusahaan serupa untuk meningkatkan promosi. Langkah tersebut juga diisyaratkan CEO McDonald's Chris Kempczinski.
“Saya pikir penting untuk menyadari bahwa semua kelompok pendapatan mencari harga yang murah,” kata Kempczinski seusai mengumukan laporan keuangan terbaru.
Pekan ini, McDonald's mengumumkan kinerja keuangan pada periode Januari-Maret 2024. Pertumbuhan penjualan global turun menjadi 1,9%, penurunan kuartalan yang keempat secara berturut-turut.
Di Amerika Serikat (AS), pertumbuhan penjualan anjlok menjadi 2,5% pada periode Januari-Maret 2024 dari 12,6% di periode yang sama setahun sebelumnya.
McDonald's dan beberapa restoran cepat saji lainnya menaikkan harga di AS sejak tahun lalu akibat inflasi.Di sisi lain, banyak konsumen yang berhemat di tengah melonjaknya biaya hidup.
Dalam sebuah survei yang diadakan baru-baru ini di AS, 44,8% warga mengatakan mereka berencana mengurangi makanan di luar rumah untuk menghemat uang.
Selain itu, seruan boikot yang dipicu perang di Jalur Gaza juga memberikan dampak signifikan terhadap penjualan McDonald's di sejumlah pasar, terutama negara-negara Muslim. McDonald's dan sejumlah merek Barat dianggap mendukung Israel.
Sejak awal tahun, saham McDonald's turun 8%, sementara saham Starbucks anjlok 22%. (WHY)