ECONOMICS

Megaproyek Baterai EV Senilai Rp96 Triliun, Segini Porsi Kepemilikan Saham BUMN

Tangguh Yudha 29/06/2025 18:30 WIB

Bahlil menjelaskan, di tingkat hulu atau tambang nikel, porsi saham BUMN melalui Antam sebesar 51 persen. 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dalam Groundbreaking Industri Baterai Kendaraan Listrik, di Karawang, Jawa Barat. Foto: Biro Setpres.

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan porsi kepemilikan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada megaproyek baterai kendaraan listrik konsorsium Antam, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CATL-Brunp-Lygend (CBL).

Bahlil menjelaskan, di tingkat hulu atau tambang nikel, porsi saham BUMN melalui Antam sebesar 51 persen. 

Namun, di tingkat smelter berbasis rotary kiln electric furnace (RKEF) dan pabrik high pressure acid leach (HPAL), porsi saham BUMN sebesar 30-35 persen.

Sementara itu, di tingkat hilir alias lini pabrikan prekursor, katoda, hingga sel baterai, porsi saham BUMN sebesar 30 persen atau lebih kecil dibandingkan dengan kepemilikan grup CATL.

"Saya sudah bicara dengan mereka (CBL) untuk menaikkan kepemilikan saham negara lain, dan mereka tidak masalah," ujar Bahlil dalam Groundbreaking Industri Baterai Kendaraan Listrik, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

Adapun megaproyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terintegrasi (Grand Package) tersebut berada di Halmahera Timur, Maluku Utara dan Karawang, Jawa Barat. Kedua proyek tersebut memiliki nilai investasi sebesar USD5,9 miliar atau setara Rp96 triliun.

Proyek tersebut terdiri dari enam subproyek terintegrasi yang tersebar di dua lokasi utama: lima di Halmahera Timur dan satu di Karawang.

Untuk di Karawang, pembangunan pabrik baterai lithium-ion dilakukan oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB), hasil kerja sama antara IBC dan konsorsium CBL.

Sedangkan di Halmahera Timur, pengembangan dilakukan melalui perusahaan patungan PT Feni Haltim antara ANTAM dan Hong Kong CBL Limited, yang mencakup kegiatan pertambangan nikel, dua jenis smelter (pirometalurgi dan hidrometalurgi), pabrik bahan katoda, serta fasilitas daur ulang baterai.

(NIA DEVIYANA)

SHARE