ECONOMICS

Mendag Minta Pemda Rutin Pantau Harga Bahan Pokok di Pasar

Advenia Elisabeth/MPI 13/09/2022 14:44 WIB

Harga beras di sejumlah pasar yang dia pantau mengalami kenaikan harga, meski naiknya tidak banyak.

Mendag Minta Pemda Rutin Pantau Harga Bahan Pokok di Pasar (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meminta pemerintah daerah untuk rutin memantau harga barang pokok (bapok) di pasar agar kondisi harga bisa terus terjaga.

Sebab, dari hasil pantauannya ke sejumlah pasar, masih ada beberapa bapok yang mengalami kenaikan harga lantaran terbebani biaya logistik. 

"Saya sudah keliling-keliling pasar setiap hari maka saya juga mengajak nih walikota juga cek pasar karena kebutuhan pokok itu menyangkut hajat hidup orang banyak, kita harus paham," ujar Mendag usai melepas ekspor sepatu di Tangerang, Selasa (13/9/2022).

Lanjut ia menyampaikan, harga beras di sejumlah pasar yang dia pantau mengalami kenaikan harga, meski naiknya tidak banyak. Namun, menurutnya, walaupun kenaikan hanya Rp 100 akan berdampak terhadap inflasi. 

"Saya hampir tiap hari ke pasar dan saya bersyukur harganya stabil. Telur stabil, ayam stabil, bawang stabil, cabai stabil, memang beras naik dikit tapi beras itu walaupun naik Rp 100 perak itu bahaya. Dampaknya ke inflasi," jelas Zulhas.

Zulhas menuturkan, melihat kenaikan beras saat ini, dirinya sudah berkoordinasi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar. 

Selain itu, ia juga menyinggung soal pemberian subsidi transportasi bagi produsen atau distributor pengirim barang pokok yang mestinya dilakukan oleh pemerintah daerah. 

Diketahui bersama, penyebab naiknya barang pokok di pasaran salah satunya karena adanya beban transportasi pengiriman barang. Maka dari itu, Zulhas menegaskan agar para pemerintah daerah bisa lebih peka terhadap fluktuasi harga bapok. 

Lanjut Zulhas, jika pemerintah daerah mengetahui harga bapok mengalami kenaikan, segera berikan subsidi transportasi kepada produsen atau distributor agar harga di pasaran tidak melonjak dan membuat ibu-ibu meronta. 

"Walikota, Bupati, Gubernur harus peka juga untuk cek kalau naik harga 5% harus segera ambil langkah apa. Contoh, transportnya dibayar, jadi misalnya dari Tangerang ini kalau kirim cabai ke mana gitu ongkosnya dibayar. Biar harga jualnya nggak mahal," tegas Mendag. 

Begitu pun juga telur ayam, Mendag bilang, harga telur yang saat ini masih dipatok Rp 32.000/kg itu karena ada tambahan biaya transportasi. Jika pemerintah daerah bisa memberikan subsidi, maka dijamin harga telur ayam bisa turun ke harga Rp 28.000/kg. 

"Jadi kalau harga naik, walaupun naiknya sedikit pemerintah ada dana cadangan yang 2% itu dipakai untuk membantu ongkos (telur). Kan ongkosnya mahal kalau dari Blitar mau dikirim ke Jakarta misalnya. Kalau naiknya sampai Rp 32.000 ya kasih ongkosnya, nanti pasti turun lagi jadi Rp 28.000," pungkas Zulhas. 

(SAN)

SHARE