ECONOMICS

Mengenal Selat Hormuz, Letak hingga Dampak Jika Ditutup Iran

Nur Ichsan Yuniarto 24/06/2025 09:30 WIB

Parlemen Iran telah menyetujui penutupan jalur pelayaran di Selat Hormuz.

Mengenal Selat Hormuz, Letak hingga Dampak Jika Ditutup Iran

IDXChannel - Parlemen Iran telah menyetujui penutupan jalur pelayaran di Selat Hormuz. Hal ini dilakukan setelah Amerika Serikat menyerang tiga lokasi di Iran pada Minggu (22/6/2025).

Namun, apa dan di mana Selat Hormuz?

Dilansir dari berbagai sumber, Selasa (24/6/2025), Selat Hormuz merupakan jalur laut sempit yang memisahkan Teluk Persia di sebelah barat dengan Teluk Oman dan Laut Arab di sebelah timur.

Selat ini terletak di antara pantai selatan Iran dan pesisir utara Uni Emirat Arab (UEA) serta Oman.

Selat Hormuz memiliki lebar sekitar 35 hingga 60 mil. Di sekitar Selat Hormuz terdapat pulau-pulau seperti Qeshm (Qishm), Hormuz, dan Hengām.

Selat Hormuz menjadi satu-satunya pintu keluar masuk kapal tanker dari Teluk Persia. Sementara Teluk Persia merupakan lokasi sebagian besar negara penghasil minyak dunia berada. Hal ini menjadikannya sebagai choke point atau titik kritis dalam rute perdagangan laut paling strategis di dunia.

>

Dilansir dari The Guardian, Firma riset Vortexa mencatat Selat Hormuz dilintasi rata-rata sekitar 17,8-20,8 juta barel minyak mentah, kondensat, dan bahan bakar per hari. Angka ini terhitung antara awal 2022 hingga Mei 2025.

Artinya, sekitar seperlima dari total konsumsi minyak dunia melewati selat tersebut.

Anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) – Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Kuwait, dan Irak – mengekspor sebagian besar minyak mentah mereka melalui selat tersebut, terutama ke Asia.

Selain minyak mentah, Selat Hormuz juga menjadi jalur utama bagi ekspor liquefied natural gas (LNG), sehingga menjadikannya kunci dalam rantai pasokan energi global. 

Gangguan di jalur ini berpotensi memicu lonjakan harga energi dan instabilitas ekonomi di banyak negara. Harga minyak dunia berpotensi melonjak hingga USD130 per barel jika Iran memutuskan menutup Selat Hormuz.

Selat itu juga menjadi perlintasan bagi 80 persen perdagangan minyak dan gas alam cair (LNG) untuk Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Sementara itu, Pertamina hingga Shell sudah menyiapkan rencana untuk mengatasi dampak penutupan Selat Hormuz.

Dilansir dari Bloomberg, Shell merupakan salah satu perusahaan minyak bumi dan gas alam terbesar di dunia.

Kepala Eksekutif Shell Wael Sawan mengatakan, jika selat itu ditutup maka berdampak besar untuk perdagangan global.

“Jika jalur itu tersumbat, dampaknya akan sangat besar pada perdagangan global,” kata Wael Sawan di Japan Energy Summit & Exhibition di Tokyo.  

"Kami memiliki rencana jika keadaan memburuk," katanya.

Pertamina juga sudah mempertimbangkan rute pelayaran alternatif untuk mengangkut minyak jika Selat Hormuz terganggu.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, rute pelayaran alternatif tersebut antara lain lewat Oman atau India.

"Pertamina telah mengantisipasi hal tersebut," kata Fadjar.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE