ECONOMICS

Menhub Belum Hitung Efek Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Transportasi

Iqbal Dwi Purnama 17/04/2024 17:55 WIB

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menanggapi fenomena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap sektor transportasi.

Menhub Belum Hitung Efek Pelemahan Rupiah terhadap Sektor Transportasi. (Foto Iqbal Dwi/MPI)

IDXChannel - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menanggapi fenomena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap sektor transportasi.

Menhub mengaku hingga saat ini pihaknya belum menghitung soal pelemahan Rupiah yang pada hari ini berada diangka Rp16.191/USD dan dampaknya terhadap komponen biaya transportasi.

"Belum kita hitung (dampak pelemahan Rupiah di sektor transportasi)," ujar Budi Karya saat ditemui di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Rabu (17/4/2024).

Mengutip data RTI, pada perdagangan Rabu 17 April 2024 Rupiah berada di level Rp16.191/USD atau melemah 0,13% jika dibandingkan periode yang sama hari sebelumnya. Jika dibandingkan dengan posisi minggu sebelumnya, level Rupiah hari ini bahkan sudah melemah 2,2%.

Sebelumnya, pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menilai tensi konflik Israel dan Iran yang memanas bakal mengerek harga minyak mentah dunia bisa tembus USD100 per barel. Hal ini berdampak buruk pada perekonomian negara sebab Indonesia menjadi salah satu konsumen minyak mentah terbesar di ASEAN. 

Ibrahim menjelaskan saat ini Indonesia melakukan impor minyam 200 ribu barel perhari. Tentunya impor besar besaran itu juga dialokasikan untuk konsumsi bahan bakar transportasi umum. 

Disatu sisi Pemerintah dan DPR sebelumnya telah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, misalnya untuk harga minyak dunia (ICP) sebesar USD82 per barel, lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, serta lifting gas sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.

Selain itu nilai tukar Rupiah sepanjang tahun 2024 diasumsikan berada di level Rp15.000/USD, suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, inflasi yang terkendali sebesar 2,8%, dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%. 

"Kita harus tahu bahwa Indonesia itu salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN sebesar 200 ribu barel perhari, sehingga membutuhkan dana yang cukup besar," kata Ibrahim. 

(YNA)

SHARE