ECONOMICS

Menkeu AS Bessent Sebut Ketua Fed yang Baru Harus Miliki Kepercayaan Pasar

Kunthi Fahmar Sandy 11/08/2025 06:42 WIB

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan ketua Federal Reserve yang baru haruslah seseorang yang dapat memeriksa keseluruhan lembaganya.

Menkeu AS Bessent Sebut Ketua Fed yang Baru Harus Miliki Kepercayaan Pasar (FOTO:Dok Laman Investing)

IDXChannel - Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan ketua Federal Reserve yang baru haruslah seseorang yang dapat memeriksa keseluruhan lembaganya.

Sebab misi The Fed telah mencakup begitu banyak hal di luar kebijakan moneter dan telah membahayakan independensinya, lapor surat kabar Nikkei Jepang.

"Ia adalah seseorang yang harus memiliki kepercayaan pasar, kemampuan untuk menganalisis data ekonomi yang kompleks," ujar Bessent dalam sebuah wawancara, ketika ditanya tentang kualitas yang harus dimiliki oleh ketua The Fed yang baru.

"Dan ia juga seseorang yang ingin, menurut saya, sangat peka terhadap pemikiran ke depan, alih-alih mengandalkan data historis," kata Bessent.

Dilansir dari laman Investing Senin (11/8/2025), sebuah sumber mengatakan bahwa Bessent sedang memimpin pencarian pengganti Ketua The Fed Jerome Powell, dengan daftar yang diperluas yang mencakup konsultan ekonomi kawakan dan mantan presiden The Fed regional.

Ketika ditanya tentang seruan Presiden Donald Trump agar The Fed memangkas suku bunga, Bessent mengatakan meskipun Trump menyampaikan pendapatnya, pada akhirnya The Fed bersifat independen.

Mengenai nilai tukar, Bessent mengatakan definisi pemerintahannya tentang dolar yang kuat bukanlah tentang harga di layar yang ditentukan oleh pasar, melainkan harga relatif terhadap mata uang lain.

"Kebijakan dolar yang kuat adalah memiliki kebijakan yang terus menjaga dolar AS sebagai mata uang cadangan. Dan jika kita memiliki kebijakan ekonomi yang baik, maka dolar secara alami akan kuat," kata Bessent.

Bessent telah mengawasi diskusi AS dengan Jepang mengenai nilai tukar bersama mitranya, Katsunobu Kato. Dalam pertemuan mereka di sela-sela pertemuan G7 pada bulan Mei, keduanya sepakat nilai tukar dolar-yen saat itu mencerminkan fundamental.

Dalam laporan nilai tukarnya kepada Kongres pada bulan Juni, Departemen Keuangan AS menyatakan Bank of Japan (BOJ) harus terus mengetatkan kebijakan moneter yang akan mendukung normalisasi pelemahan yen.

"Saya pikir selama BOJ berfokus pada fundamental ekonomi, inflasi, dan pertumbuhan, mata uang akan terjaga dengan sendirinya," kata Bessent.

"Jadi, saya yakin Gubernur (Kazuo) Ueda dan dewan BOJ menargetkan hasil inflasi, bukan hasil mata uang," ujarnya.

BOJ tahun lalu mengakhiri stimulus besar-besaran yang telah berlangsung selama satu dekade dan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,5 persen pada bulan Januari dengan pandangan bahwa Jepang hampir mencapai target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.

Namun, Bank of Japan telah menekankan perlunya kehati-hatian dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut, mengingat lambatnya laju kenaikan suku bunga dianggap oleh beberapa analis sebagai faktor yang membuat yen tetap rendah terhadap mata uang lainnya.

Meskipun inflasi tetap berada di atas target BOJ sebesar 2 persen selama lebih dari tiga tahun, Ueda telah menyerukan perlunya mencermati dampak tarif AS terhadap ekonomi Jepang yang rapuh.

(kunthi fahmar sandy)

SHARE