ECONOMICS

Menko PMK: Ada Pejabat yang Coba Tutupi Kelaparan di Papua

Erfan Erlin 11/08/2023 19:04 WIB

Muhadjir Effendy mengungkap ada pejabat yang mencoba menutup-nutupi bencana krisis pangan dan kelaparan di Papua.

Menko PMK: Ada Pejabat yang Coba Tutupi Kelaparan di Papua. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkap ada pejabat yang mencoba menutup-nutupi bencana krisis pangan dan kelaparan yang melanda Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Pejabat tersebut ingin dianggap prestasinya tetap baik.

"Sudah tahu rakyatnya lapar, [tapi] ada pejabatnya yang masih minta supaya tidak diumumkan,"ujar Muhadjir di hadapan peserta Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Suara Muhammadiyah Tower, Kota Yogyakarta, Jumat (11/8/2023)

"[Pejabat itu bilang] itu hanya diare," tukasnya.

Muhadjir lantas mengakui jika visum dokter secara medis menyebut karena diare. Karena visum dokter tidak pernah menyatakan kematian seseorang akibat kelaparan. 

Hanya saja, dalam kasus di Papua Tengah ini, adanya warga yang meninggal itu adalah dampak dari kelaparan. Di mana diagnosis awal memang karena diare yang menjadi pemicu kematian 

Hasil anasila menyebutkan jika warga tersebut diare karena masyarakat mengonsumsi tanaman umbi-umbian yang membusuk. Umbi-umbian tersebut membusuk akibat cuaca ekstrem usai kemunculan kabut es.

"Ya meski busuk dan penuh bakteri berbahaya tetapi tetap dikonsumsi karena tidak ada pilihan lain. Ya meninggal lah dia,"ungkapnya.

"Lha kenapa kok makan umbi-umbian yang sudah membusuk, karena nggak ada yang tidak busuk. Kalau ada yang tidak busuk, kok makan yang busuk, pasti anehkan," kata Muhadjir.

Kendati demikian, dia mengklaim bencana kelaparan di Papua tengah sudah tertangani. Di mana saat ini tiap hari sudah dipasok untuk bahan pangan. sebagian bisa langsung ke Distrik Agandugume 

Dan bandara yang terdekat di tiga distrik ini, dan sebagian ditempatkan di Bandara Sina yaitu distrik yang berdekatan. Hanya saja meski sudah ditaruh di Sina itu masih harus diambil melalui jalan kaki selama dua hari satu malam.

"Oleh karena itu kita upayakan sekarang ini semaksimal mungkin bisa diturunkan di bandara Agandugume," tambahnya.

(SLF)  

SHARE