Menperin Kukuhkan 2.993 Lulusan Vokasi, Perkuat SDM untuk Industri Manufaktur Nasional
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mewisuda sebanyak 2.993 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan vokasi.
IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mewisuda sebanyak 2.993 lulusan dari berbagai jenjang pendidikan vokasi bersamaan dengan pengukuhan dua Guru Besar baru untuk memperkuat peran riset dan inovasi dalam pembangunan industri nasional. Wisuda Serentak Pendidikan Vokasi Industri 2025 itu digelar di Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/11/2025).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan keberhasilan meluluskan ribuan tenaga vokasi industri tersebut menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat daya saing industri manufaktur nasional, terutama di tengah percepatan transformasi industri global.
Menurutnya, kemajuan industri tidak hanya ditentukan oleh infrastruktur dan investasi, tetapi sangat bergantung pada kualitas manusia yang menggerakkannya.
“Visi Indonesia Emas 2045 tidak dapat diwujudkan hanya dengan membangun fisik atau menarik investasi. Pondasinya adalah SDM unggul yang menguasai teknologi masa depan, memahami proses industri modern, dan mampu beradaptasi dengan perubahan global yang begitu cepat,” kata Menperin dalam keterangannya, Jumat (27/11/2025).
Menperin menjelaskan Indonesia saat ini berada pada titik krusial bonus demografi, dengan penduduk usia produktif mencapai lebih dari 218 juta orang. Momentum ini, kata Menperin, harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengakselerasi industrialisasi dan memperluas kesempatan kerja.
“Tingkat pengangguran yang masih berada pada kisaran lima persen mendorong pemerintah untuk mengambil langkah proaktif dalam memperkuat kesiapan angkatan kerja memasuki pasar kerja nasional maupun global,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dalam konteks memperkuat SDM industri nasional, Menperin menekankan arah pembangunan pendidikan vokasi selaras dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang menegaskan bahwa penguatan pendidikan vokasi merupakan strategi utama untuk memutus rantai kemiskinan.
“Presiden menekankan bahwa pendidikan vokasi harus menjadi prioritas nasional agar lulusan dapat memiliki kompetensi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, baik di dalam negeri maupun di pasar global,” imbuhnya.
Penegasan tersebut juga selaras dengan Asta Cita pemerintah sebagai misi pembangunan nasional, yang menempatkan pembangunan manusia unggul, percepatan industrialisasi berbasis nilai tambah, penguatan hilirisasi berkelanjutan, serta transformasi digital dan inovasi teknologi sebagai agenda strategis.
“Semua agenda besar tersebut hanya dapat dicapai apabila Indonesia memiliki SDM industri yang kompeten, adaptif, produktif, dan siap menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar.
Lebih lanjut, Menperin menambahkan Kemenperin telah menyusun Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka pembangunan industri nasional ke depan. Strategi ini menempatkan transformasi industri dalam empat arah besar.
Di antaranya, peningkatan nilai tambah melalui industrialisasi, pembangunan industri yang lebih hijau dan berkelanjutan, percepatan penerapan teknologi digital dalam proses manufaktur, dan pembangunan industri yang inklusif agar seluruh lapisan masyarakat merasakan manfaat industrialisasi.
“Seluruh arah tersebut hanya dapat berjalan apabila Indonesia memiliki SDM yang unggul dan inovatif dalam mengelola kemajuan teknologi dan dinamika pasar global,” ujarnya.
Dalam rangka memastikan kebutuhan SDM industri terpenuhi, Kemenperin telah membangun ekosistem vokasi yang terintegrasi melalui jaringan 13 Politeknik dan Akademi Komunitas, 9 Sekolah Menengah Kejuruan, serta 7 Balai Diklat Industri. Seluruh lembaga ini memiliki spesialisasi pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan sektor industri secara langsung.