ECONOMICS

Mentan Klaim Petani Milenial Capai 300 Ribu Orang, Omzet hingga Rp10 Miliar per Tahun

Tangguh Yudha 14/08/2025 13:30 WIB

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, saat ini jumlah petani milenial mencapai 300 ribu orang.

Mentan Klaim Petani Milenial Capai 300 Ribu Orang, Omzet hingga Rp10 Miliar per Tahun. (Foto Tangguh/IMG)

IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan, saat ini jumlah petani milenial mencapai 300 ribu orang. Menurutnya, para pemuda tersebut tidak hanya aktif di sektor pertanian, tetapi juga berkontribusi signifikan dalam menggerakkan ekonomi kerakyatan di daerah.

"Senang, petani milenial, pemuda-pemuda, ini membanggakan. Sekarang jumlahnya sudah ada 300 ribu," ujarnya saat dijumpai di kantornya, Jakarta, Kamis (14/8/2025).

Amran menuturkan, 300 ribu petani milenial tersebut bisa meraup omzet kisaran Rp5 miliar hingga Rp10 miliar per tahunnya.

"Yang menarik, ada omzet sampai Rp10 miliar per tahun. Ada Rp5 miliar per tahun. Ini harus dibina," kata dia.

Menurut Amran, para petani milenial sekarang ini turut aktif di berbagai subsektor pertanian seperti hortikultura, peternakan, perkebunan, dan pangan. Dia menilai tren petani milenial sebagai sesuatu yang sangat positif mengingat dulu generasi muda cenderung enggan terjun ke dunia pertanian.

"Ini kesempatan milenial sudah mau turun ke sektor pertanian. Dulu kan tidak mau dengan teknologi, dengan mekanisasi. Tapi ini mereka mau, punya keinginan, antusias untuk ikut di sektor pertanian. Ini yang menarik. Mereka bergerak di segala sektor," ujar Amran.

Dia pun menargetkan jumlah petani milenial dapat meningkat menjadi 1 juta orang dalam lima tahun ke depan. Sebab, multiplier effect dari keterlibatan para milenial ini bisa berdampak besar.

Lebih lanjut Amran pun memastikan akan melakukan pembinaan secara sistematis dan berkelanjutan agar potensi petani milenial bisa terus didorong.

Di samping itu, Amran juga mengklaim telah menyiapkan berbagai bentuk dukungan, mulai dari penyederhanaan perizinan, penyediaan bantuan alat dan irigasi, hingga akses permodalan melalui perbankan.

"Mungkin kita lakukan pembinaan sistem periodik. Apakah 3 bulan atau 6 bulan, ini penting. Karena sekarang sudah 300 ribu. Ini sangat penting, kita bimbing, kita support izin-izin, kita harus backup mereka, kita bimbing mereka. Bukan bimbing dalam retorika, narasi, tapi dibimbing dalam aksi nyata," kata dia.

(Dhera Arizona)

SHARE