ECONOMICS

Mentan Wanti-Wanti Kemarau Panjang Imbas El Nino Landa RI hingga September 

Iqbal Dwi Purnama 23/07/2023 21:03 WIB

Saat ini, sektor pertanian Indonesia mengalami ancaman dari adanya musim kemarau panjang yang disebabkan oleh badai el nino.

Mentan Wanti-Wanti Kemarau Panjang Imbas El Nino Landa RI hingga September (Foto MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, saat ini sektor pertanian Indonesia mengalami ancaman dari adanya musim kemarau panjang yang disebabkan oleh badai el nino.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memperkirakan, el nino akan melanda sektor pertanian di Indonesia setidaknya hingga September mendatang. Sehingga ada potensi ketersediaan air akan berkurang terutama yang mengandalkan dari air hujan.

"Makanan itu dibutuhkan manusia di seluruh dunia. Dan yang namanya el nino ini akan kita hadapi hingga September nanti. Oleh karena itu, selagi masih ada air kita kejar percepatan tanam ini. Jadi, selesai panen langsung tanam karena air masih oke," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (23/7/2023).

Menurut Mentan, masalah pangan menjadi faktor yang paling penting karena berkaitan dengan kebutuhan dasar. Di sisi lain, pangan menjadi faktor penentu dari kekuatan ekonomi sebuah negara. Karena itu, mumpung pasokan air masih tersedia sebaiknya percepatan tanam dilakukan secara masif di seluruh Indonesia.

"Kekuatan ini harus kita jaga dan harus kita perkuat. Belum selesai covid kita sudah diancam dengan yang namanya cuaca buruk di seluruh dunia dan besok kita akan menghadapi kemarau ekstrem yang sangat panjang. Karena itu kita sama-sama perkuat posisi pangan kita ke depan melalui percepatan tanam," tegas Syahrul.

Sebelumnya, Mentan juga meninjau langsung jalanya gerakan tanam padi di Desa Maradekaya, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam memperkuat posisi pangan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan el nino yang diperkirakan berlangsung hingga September mendatang.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan kementan, Suwandi mengatakan, peningkatan indeks pertanaman (IP) padi di Kabupaten Gowa diharapkan bisa menyumbang produksi secara maksimal. Saat ini, kata dia, petani sudah bertanam tiga kali dalam setahun dari pertanaman biasanya yang hanya dua kali dalam setahun.

"Kuncinya pada kesiapan air dengan teknologi budidaya hemat air. Kemudian tersedia benih super genjah yang tahan kekeringan serta jarak antara panen ke tanam maksimal 14 hari. Dan satu lagi juga didukung asuransi dan akses KUR," pungkas Suwandi.

(FAY)

SHARE