ECONOMICS

Menteri Bappenas Ajak Perguruan Tinggi Kontribusi di Pembangunan Kesehatan

Ikhsan PSP 18/06/2023 14:36 WIB

Bappenas menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Menteri Bappenas Ajak Perguruan Tinggi Kontribusi di Pembangunan Kesehatan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Bappenas Suharso Monoarfa saat memberikan kuliah umum bertajuk "Indonesia Emas 2045" di Unversitas Padjajaran, Bandung.

Suharso mencontohkan, perguruan tinggi dapat berperan dalam pengembangan pangan lokal untuk ibu hamil dan balita dalam mengatasi stunting. 

"Perguruan tinggi dapat berperan sebagai pendamping kader posyandu untuk surveilans, dan penguatan data stunting di lapangan," ujar Suharso dalam keterangan tertulis, Minggu (18/6/2023).

Sementara itu, dalam penanganan penyakit tuberkulosis, perguruan tinggi dapat berperan dalam riset obat dan vaksin baru, metode skrining cepat di tingkat Puskesmas atau Puskesmas Pembantu.

Selain dua hal tersebut, Suharso menyebut perguruan tinggi juga dapat berperan dalam riset bahan baku obat, berupa teknologi untuk produk kimia dasar, produk antara, dan alat kesehatan.

"Perguruan tinggi juga dapat berperan dalam pengembangan sistem siber pengawasan obat dan makanan berbasis artificial intelligence," papar dia.

Menurutnya, dalam mengatasi lemahnya kualitas layanan kesehatan, perguruan tinggi dapat berperan dalam peningkatan kapasitas pendidikan dokter spesialis, pengembangan prodi baru untuk tenaga kesehatan yang masih langka, dan peningkatan kualitas lulusan.

Selain mengungkapkan peran perguruan tinggi dalam pembangunan di bidang kesehatan, Suharso juga menjelaskan target Indonesia pada 2045 dalam bidang kesehatan.

Pertama, rata-rata Usia Harapan Hidup (UHH)adalah 80 tahun. Kedua, angka kematian ibu sebanyak 16 dari 100.000 kelahiran hidup. Ketiga, prevalensi stunting sebesar 5%.

Keempat, insiden TBC sebanyak 74 kasus dari 100.000 penduduk. Kemudian, cakupan kepesertaan jaminan sosial kesehatan sebanyak 99,5 persen. (NIA)

SHARE