Menteri Teten: Pandemi Bikin Anak Muda Banyak Jadi Wirausaha
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah satu tahun lebih, hal ini membuat jumlah pekerja informal meningkat.
IDXChannel - Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sudah satu tahun lebih, hal ini membuat jumlah pekerja informal meningkat, salah satunya para milenial yang memilih menjadi wirausaha.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19 terjadi, banyak kaum milenial memilih pekerjaan informal menjadi wirausaha.
"Jumlah ini tidak seluruhnya diserap oleh sektor pemerintah dan swasta. Pandemi Covid-19 juga meningkatkan jumlah pekerja informal sebesar 1,18 juta atau 2,62 persen dibanding tahun 2019 berdasarkan data Sakernas BPS 2020,” kata Teten di Jakarta, Senin (3/5/2021).
Hal ini menurut Teten merupakan pilihan yang strategis dan baik. Apalagi rasio kewirausahaan di Indonesia relatif masih rendah padahal potensi pasarnya sangat besar. Di mana populasi penduduk saat ini sekitar 270 juta jiwa di mana 68,75 persen masuk dalam usia produktif dengan Generasi Milenial 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen dan Generasi Z 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari populasi.
"Rasio kewirausahaan di Indonesia saat ini baru 3.47 persen, ini relatif rendah dibandingkan Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen dan Singapura 8,76 persen," ungkap Teten.
Teten menjelaskan, Pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP No 7/2021. “Ini akan fokus melahirkan wirausaha baru,” katanya.
Regulasi ini juga menjadi instrumen yang nantinya diharapkan dapat memastikan target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan, dan membuka seluas-luasnya lapangan kerja.
“Target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55 persen dan sebesar 4 persen di tahun 2024,” katanya.
KemenkopUKM tengah memperkuat UMKM go digital dengan 2 pendekatan, peningkatan kapasitas usaha melalui penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan Kawasan/Klaster Terpadu UMKM. Kemudian juga perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, on boarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.
“Inkubator bisnis Kagama akan sangat strategis jika menjadi bagian dalam program-program ini,” katanya.
Peran Inkubasi Bisnis Universitas Gadjah Mada sangat strategis, lanjut dia, dalam memberikan akses informasi, pengetahuan, digitalisasi, maupun teknologi bagi mahasiswa/ UMKM untuk menjadi wirausaha/start-up sukses dan pihaknya merasa senang untuk bisa berkolaborasi.
“Kami berharap dengan strategi inovasi UMKM agar tangguh dan berkembang di masa sulit semoga segera melahirkan wirausahawan-wirausahawan unggul dan tangguh,” kata Teten Masduki. (RAMA)